Suaradesa.co (Bojonegoro) – Stok beras Bulog Sub Divre III Bojonegoro hingga saat ini sebesar 19.521 ton. Stok tersebut untuk penjualan Ketersediaan Pasokan dan Stabilisasi Harga (KPSH).
“Untuk stok, kami lakukan untuk penjualan KPSH seperti kebutuhan bencana alam dan pemerataan stok di seluruh Indonesia,” kata Wakil Pimpinan Kantor Cabang Bulog Bojonegoro, Hendra Kurniawan, kepada Suaradesa.co, Jumat (12/3/2021).
Pihaknya tidak menjelaskan secara detail ke wilayah mana saja stok tersebut didistribusikan. Namun yang jelas, sekarang ini sistem pendistribusian berbeda dari tahun-tahun sebelumnya seperti rastra.
“Beda dengan tahun sebelumnya, kita ada penugasan rutin seperti Rastra,” imbuhnya.
Disinggung anjloknya harga gabah di tingkat petani, Hendra mengaku telah melakukan pengecekan langsung. Hasilnya, anjloknya harga gabah dikarenakan kualitasnya menurun.
“Bulog hanya membeli beras kepada mitra dengan mengutamakan kualitas,” pungkasnya.
Saat ini, harga gabah kering panen (GKP) di tingkat petani di sejumlah kecamatan bervariasi, mulai dari Rp 3.300 hingga tertinggi Rp 3.700 per kilogram.
Sementara, harga pembelian pemerintah (HPP) yang telah ditetapkan untuk gabah kering panen (GKP) di tingkat petani sebesar Rp 4.200 per kilogram. Sedangkan untuk harga gabah kering giling (GKG) di tingkat petani sebesar Rp 5.250 per kilogram. (*Tya)