Features

Dari Kapur ke Layar Sentuh: Jejak Transformasi Digital Guru PAUD di Bojonegoro

×

Dari Kapur ke Layar Sentuh: Jejak Transformasi Digital Guru PAUD di Bojonegoro

Sebarkan artikel ini

Suaradesa.co, Bojonegoro – Dulu, mereka berdiri di depan papan hijau, kapur di tangan, mengukir huruf dan angka dengan sabar. Kini, layar sentuh menjadi sahabat baru. Sebuah perubahan besar terjadi di dunia pendidikan anak usia dini di Bojonegoro—di mana guru-guru PAUD mulai bertransformasi, memeluk teknologi digital sebagai bagian dari ruang belajar mereka.

Transformasi itu tampak nyata pada Selasa (29/07) di Pendopo Malowopati, saat ratusan guru PAUD yang tergabung dalam Himpunan Pendidik dan Tenaga Kependidikan Anak Usia Dini Indonesia (HIMPAUDI) Kabupaten Bojonegoro berkumpul.

Mereka tidak datang untuk belajar cara mengajar seperti biasa, tapi untuk memahami bagaimana teknologi bisa menjadi mitra baru dalam mendidik generasi masa depan—anak-anak Gen Z dan Gen Alpha yang lahir di era penuh sentuhan digital.

Dalam acara bertajuk “Peran Teknologi Digital dalam Pendidikan dan Pemberdayaan Ekonomi Perempuan Bojonegoro”, Pemerintah Kabupaten Bojonegoro bekerja sama dengan Kementerian Komunikasi dan Digital menghadirkan sesi edukatif yang menginspirasi.

Melalui platform seperti e-learning, webinar, hingga aplikasi pembelajaran berbasis kecerdasan buatan, guru PAUD kini memiliki akses lebih luas untuk mengembangkan kapasitas diri—kapan saja, di mana saja.

Bunda PAUD Kabupaten Bojonegoro, Cantika Wahono, menyebut ini sebagai sebuah tantangan dan peluang sekaligus.

“Tugas pendidik sekarang adalah bagaimana menerapkan pembelajaran yang sesuai dengan generasi sekarang. Acara ini adalah kolaborasi yang baik—tantangan bagi kita untuk memanfaatkan digital guna meningkatkan pendidikan yang berkualitas,” tuturnya.

Bagi para guru PAUD, yang sebagian besar adalah perempuan, transformasi digital bukan sekadar soal alat baru. Ini adalah ruang baru untuk tumbuh.

Mereka belajar membuat video pembelajaran, mengelola kelas daring, hingga menggunakan aplikasi edukasi anak yang interaktif—hal-hal yang sebelumnya mungkin terasa jauh dari keseharian mereka.

Wakil Bupati Bojonegoro, Nurul Azizah, dalam sambutannya menyampaikan bahwa kualitas pendidikan adalah kunci peningkatan Indeks Pembangunan Manusia (IPM).

“Guru PAUD menjadi individu aktif yang berkontribusi menciptakan inovasi dan solusi dalam dunia pendidikan. Kita ingin bersama-sama membangun Bojonegoro yang bahagia, makmur, dan membanggakan,” ujarnya.

Di balik layar sentuh yang kini mereka pelajari, tersimpan semangat untuk terus mendidik dengan hati. Transformasi ini bukan hanya mengubah cara mengajar, tetapi juga membuka ruang bagi pemberdayaan perempuan melalui teknologi.

Guru PAUD di Bojonegoro kini tak lagi hanya mendongeng dengan boneka kain, tapi juga menyapa murid lewat animasi edukatif dan suara digital.

Dari kapur ke layar sentuh, mereka melangkah bukan untuk meninggalkan masa lalu, tapi untuk menyiapkan masa depan yang lebih cerah bagi anak-anak Bojonegoro—dengan tetap memegang teguh satu prinsip: bahwa mendidik adalah pekerjaan hati, tak tergantikan oleh teknologi, tetapi bisa dikuatkan oleh kehadirannya.(red)