Bojonegoro – Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Cendekia (STIEKIA) Bojonegoro menggelar kegiatan Cultural Camp 2024 selama tiga hari, mulai 4 hingga 6 Oktober 2024. Program ini merupakan hasil inisiatif bagian kerjasama STIEKIA yang berkolaborasi dengan Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Global Engagement Surabaya.
Acara ini menghadirkan 10 mahasiswa internasional dari tujuh universitas di tiga negara, yaitu Prancis, Belanda, dan Malaysia. Mereka diajak mengenal budaya tradisional Indonesia sekaligus berbagi ilmu dan pengalaman dengan masyarakat lokal.
Mengangkat tema “Connecting World, Preserving Tradition”, kegiatan ini bertujuan untuk menghubungkan budaya dunia sekaligus melestarikan tradisi lokal.
Pembukaan Resmi oleh Civitas Akademika dan Tamu Undangan
Acara pembukaan Cultural Camp diadakan di Hall STIEKIA lantai 2, dihadiri oleh civitas akademika STIEKIA, perwakilan ITS, mahasiswa internasional, serta tamu undangan dari 13 SMA/SMK di Bojonegoro dan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Bojonegoro.
Setelah menyanyikan lagu Indonesia Raya dan Mars STIE Cendekia, acara dilanjutkan dengan sambutan dari Ketua STIE Cendekia, Ibu Nurul Mazidah, SE., MSA., Ak., yang menyambut dengan antusias para mahasiswa internasional dan mengapresiasi kerjasama yang telah terjalin dengan ITS.
“Saya berharap program ini tidak hanya berlangsung sekali, tetapi dapat berkelanjutan ke depannya,” ungkap Ibu Nurul. Sambutan juga diberikan oleh perwakilan Dinas Pendidikan Bojonegoro, Ibu Lukiswati, M.Pd., yang menyinggung program unggulan pemerintah daerah, yaitu 1 Desa 10 Sarjana, sebagai upaya meningkatkan pendidikan di wilayah Bojonegoro.
Belajar Batik dan Tari Thengul
Peserta Cultural Camp terlibat dalam berbagai kegiatan budaya, salah satunya adalah kunjungan ke Latansa Batik di Dander untuk belajar membuat batik khas Bojonegoro. Batik Bojonegoro terkenal dengan motif batik daun dan batik Thengul, yang memiliki nilai filosofi mendalam tentang kehidupan masyarakat lokal.
Selain belajar membatik, para peserta juga mengunjungi Khayangan Api, sebuah destinasi wisata ikonik di Bojonegoro yang terkenal dengan api abadi. Di sana, mereka mendapatkan kesempatan untuk mempelajari Tari Thengul, tarian tradisional yang terinspirasi dari wayang thengul. Latihan tari ini dibimbing oleh instruktur dari Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Bojonegoro.
Menjelajah Keindahan Alam Magetan
Selain kegiatan budaya di Bojonegoro, peserta Cultural Camp juga diajak menjelajahi alam Jawa Timur. Mereka mengunjungi Telaga Sarangan di Magetan, sebuah telaga alami di lereng Gunung Lawu, serta wisata Tawangmangu. Harapannya, melalui perjalanan ini, para mahasiswa internasional tidak hanya mengenal budaya, tetapi juga menghargai keindahan alam Indonesia, khususnya di Jawa Timur.
Cultural Camp ini diharapkan dapat mempererat hubungan lintas budaya sekaligus memperkenalkan potensi Bojonegoro dan daerah sekitarnya kepada dunia internasional.(fa)