Bojonegoro – Dalam rangka memperingati Hari Wayang Nasional yang jatuh pada 7 November, seniman jalanan Bojonegoro, Siswo Nurwahyudi, menggelar aksi teatrikal solo di depan Watu Semar, Alun-Alun Bojonegoro.
Dengan membawa beberapa wayang dan perkakas tradisional, Siswo atau yang akrab disapa Ki Siswo, melakukan aksi tersebut sejak selepas Ashar hingga menjelang Maghrib. Aksi ini dilakukan sebagai simbol refleksi budaya, serta doa dan harapan untuk masa depan Bojonegoro.
Hari Wayang Nasional yang resmi menjadi hari penting nasional pada 7 November sejak ditetapkannya Keputusan Presiden Nomor 30 Tahun 2018, merupakan momentum yang bersejarah. Penetapan ini didasarkan pada pengakuan UNESCO yang menetapkan wayang sebagai “Masterpiece of the Oral and Intangible Heritage of Humanity” pada 7 November 2003.
UNESCO menganggap wayang sebagai refleksi kehidupan yang sarat dengan nilai-nilai luhur, seperti memayu-hayu bawana (menciptakan perdamaian), kesatria, budi pekerti, dan harmoni—nilai yang dianggap sebagai warisan budaya tak benda yang berharga.
Dalam aksi teatrikalnya, Ki Siswo membawa dupa dan bunga sebagai simbol doa, harapan, dan penghormatan kepada leluhur.
“Dupa ini menjadi pengantar doa yang baik, agar ke depan Bojonegoro bisa lebih baik. Melalui aksi solo ini, saya berdoa agar masyarakat Bojonegoro tetap menjunjung tinggi semangat kegotongroyongan, terlebih saat menghadapi proses demokrasi yang sedang berlangsung,” ungkap Ki Siswo,Kamis (7/10/2024).
Menurutnya, wayang memiliki kekayaan nasihat dan petuah hidup yang relevan untuk semua kalangan. Aksi ini diharapkan bisa menggugah kesadaran masyarakat untuk mencintai dan melestarikan wayang sebagai cerminan kearifan lokal yang sarat makna.
Ki Siswo menekankan pentingnya wayang sebagai potret kehidupan masyarakat dan sarana pembentukan jati diri bangsa.
Aksi ini juga didukung oleh komunitas Front Seni Jalanan yang turut mendorong agar Hari Wayang Nasional menjadi momen refleksi budaya dan pembentukan karakter bangsa.
“Wayang adalah salah satu bentuk budaya yang kaya akan filosofi hidup. Perayaan ini tak hanya sekadar nostalgia, tetapi juga pengingat pentingnya menjaga warisan budaya untuk membangun masa depan yang lebih baik,” tambahnya.
Melalui peringatan Hari Wayang Nasional ini, diharapkan masyarakat Indonesia semakin menghargai dan mengapresiasi wayang sebagai aset budaya nasional yang berperan dalam pembentukan identitas dan karakter bangsa.(yo)