Wisata Budaya

Festival Geopark Bojonegoro 2025: Langkah Strategis Menuju UNESCO Global Geopark

×

Festival Geopark Bojonegoro 2025: Langkah Strategis Menuju UNESCO Global Geopark

Sebarkan artikel ini

Suaradesa.co, Bojonegoro — Kawasan Kayangan Api di Desa Sendangharjo, Bojonegoro, menjadi pusat perhatian dengan digelarnya Festival Geopark dan Jambore Taruna Budaya Provinsi Jawa Timur 2025, Jumat (27/6/2025).

Acara ini menandai langkah strategis Bojonegoro dalam memperkuat sinergi lintas sektor menuju pengakuan sebagai aspiring UNESCO Global Geopark tahun 2026.

Festival dibuka secara resmi melalui prosesi kirab penyambutan Wakil Bupati Bojonegoro, Nurul Azizah, yang disambut dengan tarian sakral Kayangan Api.

Tarian ini merefleksikan kekayaan budaya lokal dan kisah spiritual Empu Supa, tokoh era Majapahit yang melegenda.

Sejumlah tokoh nasional dan daerah turut hadir, antara lain: Endah Hariani, S.S., MM (Kepala Balai Pelestarian Kebudayaan Wilayah 11, Kementerian Kebudayaan RI), Edy Slameto, ST., MT., M.Sc (Perwakilan Badan Geologi, Kementerian ESDM RI), Evi Afianasari, ST., M.MA (Kadisbudpar Provinsi Jawa Timur), Perwakilan dari 6 Geopark terundang seperti Marangin Jambi, Ujung Kulon, Ijen, dan lainnya.

Turut hadir pula Forkopimda, DPRD Bojonegoro, OPD, camat se-Kabupaten Bojonegoro, serta pemangku kepentingan lainnya.

Acara ini juga menjadi momen penting bagi pelestarian budaya dan pembangunan jejaring antar geopark. Beberapa agenda utama meliputi: Pengukuhan pengurus baru Taruna Budaya Provinsi Jawa Timur
Penandatanganan Perjanjian Kerja Sama antara Badan Pengelola Geopark Bojonegoro dan sejumlah Geopark Terundang.

Dalam laporannya, Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Bojonegoro menyampaikan kabar gembira bahwa status Geopark Nasional Bojonegoro telah berhasil dipertahankan setelah proses revalidasi pada 10–15 Juni 2025.

Bahkan, Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa, telah menyatakan dukungan penuh terhadap langkah Bojonegoro untuk maju ke level global.

Kadisbudpar Provinsi Jawa Timur, Evi Afianasari, dalam sambutannya menekankan bahwa geopark bukan hanya tentang warisan geologi, tapi juga menyangkut manusia, budaya, dan narasi lokal.

Ia menyoroti pentingnya pelestarian warisan budaya tak benda sebagai bagian dari standar baru penilaian UNESCO.

Sementara itu, Wakil Bupati Nurul Azizah menyampaikan bahwa Geopark Nasional Bojonegoro mencakup 16 geo-situs, 3 bio-situs, dan 8 cultural-situs.

Menurutnya, festival ini menjadi bagian dari validasi untuk menuju pengakuan UNESCO.

“Jika Bojonegoro berhasil meraih status UNESCO Global Geopark, ini akan membuka peluang besar dalam riset, pariwisata, dan memperkuat citra Bojonegoro di mata dunia,” tegasnya.

Dengan mengusung semangat kolaborasi, Festival Geopark 2025 menjadi simbol tekad Bojonegoro dalam menjaga kelestarian alam dan budaya sebagai warisan berharga untuk masa depan.

Festival ini akan berlangsung hingga Minggu (29/6/2025), menghadirkan beragam pertunjukan seni, edukasi, dan forum diskusi yang memperkuat jejaring antar pengelola geopark di Indonesia.(red)