Bojonegoro – Dalam rangka menghadapi musim hujan yang diperkirakan mencapai puncaknya pada Januari-Februari 2025, Badan Koordinasi Wilayah (Bakorwil) Bojonegoro menggelar Rapat Koordinasi (Rakor) Kesiapsiagaan Bencana Hidrometeorologi.
Rapat ini dilaksanakan di ruang rapat Mliwis Putih Bakorwil Bojonegoro beberapa waktu lalu itu, dihadiri perwakilan dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD), Dinas Sosial, Dinas Pekerjaan Umum Sumber Daya Air (PU SDA), serta beberapa instansi lainnya dari delapan kabupaten/kota di wilayah Bakorwil Bojonegoro.
Dipimpin oleh Kabid Pemerintahan Bakorwil Bojonegoro, Yudi Widodo, rakor ini memfokuskan pada kesiapsiagaan dalam menghadapi potensi banjir dari dua sungai besar, yaitu Sungai Bengawan Solo dan Sungai Brantas, yang melintasi beberapa daerah rawan banjir seperti Kabupaten Bojonegoro, Tuban, Lamongan, Gresik, Mojokerto, dan Jombang. Sungai-sungai ini memiliki risiko banjir yang tinggi saat musim hujan dan keterbatasan debit air saat musim kemarau.
“Wilayah kerja Bakorwil Bojonegoro termasuk rawan terkena dampak bencana hidrometeorologi seperti banjir, kekeringan, dan kebakaran hutan,” jelas Yudi.
“Dengan menggelar rakor ini, kami melakukan pemetaan dan optimasi teknologi berbasis data agar dapat meningkatkan efektivitas dan efisiensi dalam kesiapsiagaan menghadapi bencana,”lanjutnya.
Dalam rakor tersebut, BPBD Provinsi Jawa Timur dan BMKG Juanda Sidoarjo juga memberikan materi terkait prediksi cuaca dan teknik mitigasi bencana. Rakor ini bertujuan untuk menyatukan langkah antar-sektor, memastikan ketersediaan logistik, kesiapan peralatan, serta memantapkan sinergi komunikasi lintas instansi.
Langkah-langkah ini dianggap penting guna memastikan tindakan dini yang terkoordinasi saat bencana terjadi.
“Kami mengoptimalkan teknologi dan data valid untuk memetakan titik-titik rawan bencana, sehingga tindakan antisipasi bisa dilakukan secara cepat, tepat, dan efektif,” tambah Yudi.
Selain menghadapi musim hujan, rakor ini juga membahas kesiapsiagaan untuk menyikapi potensi bencana hidrometeorologi menjelang Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) serentak pada 27 November 2024.
“Kami telah menyusun langkah antisipasi agar Pilkada dapat berjalan lancar tanpa hambatan akibat bencana alam,” ungkap Yudi.
Dengan terselenggaranya rakor kesiapsiagaan ini, Bakorwil Bojonegoro berharap agar upaya mitigasi dan penanganan bencana dapat berjalan cepat dan efektif, serta mengurangi dampak bencana yang berpotensi terjadi di wilayah kerja Bakorwil Bojonegoro.(yo)