Serba Serbi

Workshop Batik Warna Alami Diminati Perajin dari Berbagai Daerah

×

Workshop Batik Warna Alami Diminati Perajin dari Berbagai Daerah

Sebarkan artikel ini

Hari Ketiga Bojonegoro Wastra Batik Festival 2025: Workshop Batik Warna Alami Diminati Perajin dari Berbagai Daerah

Suaradesa.co, Bojonegoro – Bojonegoro Wastra Batik Festival (BWBF) 2025 memasuki hari ketiga, Jumat (20/6/2025), dengan menggelar workshop bertema “Batik Warna Warni, Warna Alami”.

Acara ini menarik minat para perajin batik dari berbagai daerah di Jawa Timur dan sekitarnya yang antusias mempelajari teknik pewarnaan alami dalam membatik.

Workshop yang digelar di Alun-alun Bojonegoro ini menghadirkan Arief Wicaksono, owner MEGASBATIK dari Pekalongan, sebagai narasumber utama.

Arief membagikan pengalaman seputar teknik pembuatan batik, proses pewarnaan menggunakan bahan-bahan alami, serta tips perawatan batik agar tetap awet dan menarik.

“(Kata) batik itu kalau dibalik jadi kitab. Jadi harus dibaca dan dipelajari terus menerus,” ujar Arief dalam pemaparannya yang disambut antusias oleh peserta.

Arief juga memuji kemegahan BWBF 2025. Ia mendorong perajin untuk terus berkolaborasi dengan pemerintah daerah agar pemasaran batik semakin luas.

Salah satu strateginya, menurut Arief, adalah menjadikan batik sebagai cinderamata resmi bagi tamu daerah, lengkap dengan narasi motif khas Bojonegoro.

“Misalnya batik digunakan sebagai cinderamata untuk tamu dari luar daerah, juga diberikan narasi terkait keterangan motif batik Bojonegoro tersebut agar orang-orang tertarik,” tambahnya.

Salah satu peserta, Sudarsih, perajin batik asal Mojokerto yang tergabung dalam Asosiasi Perajin Batik Jawa Timur (APBJ), menyampaikan rasa senangnya bisa mengikuti workshop ini dan bertemu langsung dengan Arief Wicaksono.

“Alhamdulillah bisa ketemu Arief Wicaksono, kalau saya tergabung dalam APBJ, beliau di APBI,” ungkap owner Budar Batik Mojokerto yang telah menekuni dunia batik selama dua dekade ini.

Sudarsih juga mengaku terpesona dengan motif batik khas Bojonegoro yang menurutnya sangat menggambarkan kekayaan lokal, seperti daun jati dan Kayangan Api.

“Motifnya identik dengan Bojonegoro sendiri,” tuturnya.

BWBF 2025 terus menjadi ruang penting bagi perajin untuk berbagi, belajar, dan memperkuat jejaring. Dengan semangat kolaborasi dan inovasi, batik Bojonegoro kian memperkuat identitas budaya daerah sekaligus membuka peluang pasar yang lebih luas.(red)