Suaradesa.co – “Orang sehat akan memiliki ribuan keinginan untuk diperjuangkan. Orang sakit hanya akan punya satu keinginan yaitu kesembuhan.
Semua dari kita memiliki alasannya sendiri sesuai dengan kemauannya sendiri-sendiri. Ini kemauanku, itu kemauanmu. Ada kalanya kemauan kita sama, pun begitu sebaliknya. Semua tergantung tujuannya. Selama tujuannya berbeda, kemauan akan berbeda, pun sebaliknya.
Saat ini, Pemerintah Indonesia mulai melaksakan program Vaksinasi Covid 19 ke berbagai penjuru negeri. Pemerintah berharap agar melalui program Vaksinasi ini, pandemi segera bisa teratasi, semua bisa bekerja normal kembali, ekonomi segera pulih lagi, pengangguran jadi berkurang, pembelajaran tatap muka segera dijalankan dan berbagai kesusahan hidup di negara ini bisa segera tersolusikan. Inilah satu-satunya solusi Pemerintah untuk mengatasi pandemi saat ini yaitu VAKSINASI.
Lalu bagaimana tanggapan Masyarakat terkait program Vaksinasi ini?
Ada yang menolak karena mengira bahwa vaksinasi ini bukan malah menguatkan tapi justru menimbulkan penyakit baru sehingga, ada yang khawatir, takut dan tidak setuju adanya Vaksinasi.
Ada juga yang bersedia dengan berbagai catatan dan penawaran khusus seperti ada kompensasi uang yang diberi untuk penambahan kebutuhan materi pribadi dan ada juga yang siap senang hati mendapatkan Vaksinasi tanpa keraguan sama sekali. Kenapa?
Karena mempercayai bahwa ini adalah solusi terbaik yang ada saat ini yang diupayakan Pemerintah untuk warga negaranya sendiri. Tidak ada solusi lain untuk segera mengakhiri pandemi ini terkecuali Vaksinasi.
Lalu Bagaimana dengan yang tidak ingin diVaksinasi?
Secara hak asasi manusia, ini hak setiap warga negara. Jadi secara pribadi sah-sah saja jika tidak ingin diVaksinasi. Tapi secara Undang-undang, ini akan dianggap sebagai melanggar peraturan. Ketika HAM dibenturkan dengan peraturan, pastilah selalu ada ketidaksesuaian. Kenapa? Karena HAM dan peraturan tidak memiliki sudut pandang pemikiran yang berorientasi ke persamaan tujuan.
Tujuan A adalah ingin merasa aman dari penularan virus korona. Harapannya setelah Vaksinasi, tidak ada lagi ketakutan akan terpapar. Bekerja, berdagang, berbisnis, semua bisa dilakukan dengan aman. Dampaknya adalah semua bisa normal kembali, harapan bangkit lagi dan kehidupan manusia bisa berjalan indah seperti dulu lagi.
Tujuan B adalah takut jika Vaksinasi ini malah menimbulkan penyakit baru sehingga, lebih baik memilih tidak divaksin. Dampaknya adalah tidak akan pernah timbul rasa aman dan selalu di penuhi kekhawatiran, kecemasan dan ketakutan. Bisa berpeluang terpapar dan bahkan memaparkan. Tidak hanya kepada orang lain bahkan ancaman untuk keluarga sendiri.
Sudut pandang yang berbeda akan menyebabkan pemahaman yang berbeda. Dan ini semua berujung kepada TUJUAN masing-masing orang.
Ingin bebas beraktivitas tanpa khawatir terpapar dan memapar atau ingin diam di rumah terus-terusan dan membatasi pergaulan?
Lalu, bagaimana jika Vaksin ini malah mengakibatkan keburukan?
Pertanyaannya sama seperti bagaimana kalau nanti saya berjualan tapi tidak ada yang beli? Kalau seperti ini, mana yang di pilih? Tetap berjualan untuk berjuang mencari rejeki atau takut rugi Akhirnya gak punya rejeki?
Agamamu agamamu. Agamaku,agamaku. Kesehatanmu adalah Kesehatanmu, Kesehatanku adalah Kesehatanku. Tujuanmu adalah tujuanmu, tujuanku adalah tujuanku.
Selalu ada perbedaan pemahaman karena berbeda kepentingan dan tujuan.
“Banyak generasi dulu yang bijak MEMBERIKAN SOLUSI tapi generasi sekarang harus cerdas MENGGALI SOLUSI”
*Penulis adalah Certified Public Speaker’s dan Founder Wisata Edukasi Kampung Tumo