Oleh : Maimun, S.Pd.I, pengajar di MTs Mambaul Ulum Wadang
Suaradesa.co (Bojonegoro) – Setiap peristiwa yang terjadi pada saat ini tentu sudah pernah terjadi pada waktu zaman dahulu, Allah swt telah memberikan pilihan pada kita sebagai manusia pilihan melalui petunjuk Nabi Muhammad saw boleh menentukanya, memilihnya.
Ada sejarah kecanggihan luar biasa pra sejarah. Apalagi peristiwa itu sudah tercantum dalam kitab suci Al-Qur’an Al-Karim.
Ada 3 kaum mempunyai kelebihan dan kemampuan luar biasa dengan kekuatan dan kepintarannya. Membangun kota megah, membuat rumah digunung-gunung (arsitektur) dan kejam saat berkuasa bahkan mengaku sebagai tuhan. Padahal waktu itu belum secanggih sekarang serba alat, serba tekhnologi. (surat al Fajr: 6-10)
أَلَمْ تَرَ كَيْفَ فَعَلَ رَبُّكَ بِعَادٍ. إِرَمَ ذَاتِ ٱلْعِمَادِ. ٱلَّتِى لَمْ يُخْلَقْ مِثْلُهَا فِى ٱلْبِلاَدِ
Yang pertama kaum ‘Ad atau kaum Nabi Hud as. Yaitu penduduk Irom kaum ini memiliki kekuatan dahsyat, keras postur tubuh besar-besar mampu membangun bangunan-bangunan yang tinggi, megah belum pernah ada bangunan semewah itu, sebaik itu di negeri-negeri lain bahkan sampai sekarang. Nama Irom merupakan nama kakek kaum ‘Ad yakni
عَادْ بِنْ عَوْصْ بِنْ اِرَمْ بِنْ سَامْ بِنْ نُوحْ عَلَيْهِ السَّلَامُ Dikisahkan bahwa ‘Ad mempunyai dua anak laki-laki bernama Syaddad dan Syadid setelah ia mati kerajaannya di teruskan oleh dua anaknya Syadad dan Syadid tidak berselang lama Syadid mati sehingga kerajaan dipimpin tunggal oleh Syaddad, ada yang berbeda dalam masa kepemimpinan Syadad ini, harta dan kerajaan yang ia miliki dianggap sangat hina tidak penting.
Waktunya habis dibuat untuk membaca kitab-kitab kuno, disaat itu ia membaca tentang surga beserta sifat-sifat Surga dan kenikmatannya, dari situ Syadad tertarik dan tertantang ingin membangun tempat seperti surga dengan maksud menyombongi Allah swt (masak saya tidak mampu).
Ia membangun kota Irom di Gurun Pasir ‘Adn selama 300 tahun. Istananya terbuat dari Mas dan Perak, Tiangnya dari Zabardad dan Yaqut didalamnya ada pohon-pohon rapi sejuk dan sungai-sungai mengalir disekelilingnya luas bangunannya perjalanan satu hari satu malam.
وَثَمُودَ ٱلَّذِينَ جَابُواْ ٱلصَّخْرَ بِٱلْوَادِ
Yang kedua ada kaum tsamud atau kaum Nabi Sholeh as, tsamud mempunya saudara Jadis jadi keduanya ثَمُودْ بِنْ عَامِرْ بِنْ اِرَمْ بِنْ سَامْ بِنْ نُوحَ عَلَيْهِ السَّلَامُ
kaum tsamud tinggal dikota hijr antara hijaz dan tabuk mampu memotong batu-batu besar dilembah, pertama kali yang mengukir gunung, batu marmer dengan tangan-tangannya untuk dijadikan rumah-rumah dengan rajin, وَتَنْحِتُوْنَ مِنَ اْلِجبَالِ بُيُوْتًا فَارِهِيْنَ : الشعراء ١٤٩ kaum tsamud telah membangun sebanyak 1.700 kota semuanya dari batu.
وَفِرْعَوْنَ ذِى ٱلأَوْتَادِ
Yang ketiga Fira’un yang mempunyai bala tentara, pasukan, prajurit banyak yang mendukung dan menguatkan kedudukannya.
Fira’un bila menghukum seseorang mengikat kedua tangannya dan kedua kaki pada pasak-pasak besi, dihadapkan diterik panas matahari kemudian menggelindingkan batu besar keatas tubuhnya hingga mati. Hingga istrinya sendiri Asiyah (karena beriman kepada nabi Musa as).
Alhasil Kaum ‘Ad, Kaum Tsamud dan Fira’un tidak meyembah Allah swt, berbuat sewenang-wenang, menantang para nabi, sombong, angkuh lagi senang menebar kerusakan dimuka bumi dan menyakiti orang lain.
Karena itu Allah swt menimpakan kepada mereka adzab dari langit dan hukuman yang tiada seorangpun dapat menolak, kaum ‘Ad dibinasakan dengan angin sangat dingin, lagi sangat kuat terus menerus selama tujuh malam delapan siang, mereka mati seperti batang pohon kurma yang lapuk.
Kaum Tsamud dihancurkan dengan petir yang menggelegar dan gempa bumi yang dahsyat tiba-tiba batu besar mengenai kepala mereka, Fira’un dan semua pasukannya ditenggelamkan di laut merah. Demikian kisah-kisah tadi kita ambil pelajaran inti dari kenikmatan bukan seperti yang dimiliki kaum ‘Ad, Kaum Tsamud dan Fira’un tetapi kesempurnaan nikmat sesuai sabda Nabi Muhammad saw:
تَمَامُ النَّعْمَةِ اْلـمَوْتُ عَلَى اْلِاسْلَامِ kesempurnaan nikmat adalah mati dalam Islam (**)