Tuban – Keputusasaan mulai terasa di antara perangkat desa di Kabupaten Tuban, Jawa Timur, karena alokasi dana desa (ADD) yang menjadi sumber penghasilan mereka belum juga cair.
Selama tiga bulan berturut-turut, gaji yang seharusnya menjadi penopang kehidupan mereka masih tertahan, meninggalkan ketidakpastian dan kekhawatiran yang meresahkan.
Ketua DPC Perkumpulan Aparatur Pemerintah Desa Seluruh Indonesia (PAPDESI) Kabupaten Tuban, Suhadi, dengan nada prihatin mengakui bahwa sampai saat ini belum ada satu pun ADD yang tiba di rekening mereka. “Syaratnya sudah kami lengkapi, tapi dana belum juga cair,” ungkapnya dengan wajah penuh kekhawatiran.
Perangkat desa merupakan tulang punggung dalam menjalankan roda pemerintahan di tingkat desa. Namun, ketidakpastian ini menimbulkan dampak serius bagi kehidupan mereka, terutama di tengah kenaikan harga-harga kebutuhan pokok yang terus melonjak.
Kepala Dinas Sosial, Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, Pemberdayaan Masyarakat, dan Desa (Dinsos P3A PMD).
Tuban, Sugeng Purnomo, menegaskan bahwa pencairan ADD sepenuhnya bergantung pada pemerintah desa. “Kami telah memberikan arahan untuk segera melengkapai berkas administrasi, namun masih banyak yang belum tuntas,” ujarnya dengan nada prihatin.
Dalam situasi yang semakin genting, Sugeng menyarankan agar perangkat desa yang belum mendapatkan pencairan ADD untuk segera melakukan koordinasi dengan bagian yang mengurus berkas administrasi di desa masing-masing. “Apakah sudah sesuai atau belum?,” tandasnya, menambahkan bahwa proses pencairan ADD bisa segera dilakukan jika persyaratan administrasi telah dipenuhi dengan baik.
Dengan harapan yang semakin pudar, para perangkat desa di Tuban menanti dengan penuh ketegangan, berharap agar bantuan yang menjadi hak mereka segera tiba.
Keputusan pemerintah desa untuk segera menuntaskan administrasi menjadi kunci bagi mereka untuk keluar dari kebuntuan ini. (yo/rin)
