Tuban – Pemerintah Kabupaten Tuban bersama Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) serta Dinas Kesehatan, Pengendalian Penduduk, dan Keluarga Berencana (Dinkes P2KB) Kabupaten Tuban mengadakan kegiatan internalisasi pengasuhan balita guna mempercepat penurunan angka stunting.
Acara ini dilaksanakan di Pendapa Kridha Manunggal pada Selasa (14/5/24) pagi, dengan dihadiri oleh 135 peserta.
Peserta kegiatan ini berasal dari keluarga baduta, keluarga balita, kader/anggota BKB, TPK, ketua TP-PKK, serta koordinator penyuluh KB dari seluruh kecamatan di Kabupaten Tuban.
Sekretaris Daerah Pemerintah Kabupaten Tuban, Dr. Ir. Budi Wiyana, M.Si, menyampaikan apresiasi dari Bupati Tuban, Aditya Halindra Faridzky, kepada semua pihak yang berkolaborasi dalam upaya penurunan angka stunting di Kabupaten Tuban.
Berkat upaya bersama, angka stunting di Kabupaten Tuban berhasil turun dari 24,9 persen pada tahun 2022 menjadi 17,8 persen di tahun 2023, menunjukkan penurunan sebesar 7,1 persen.
“Penurunan angka stunting dapat kita lakukan kembali di tahun 2024 ini,” ujar Budi Wiyana.
Sekda Tuban menekankan keyakinannya bahwa kegiatan ini akan memberikan kontribusi signifikan dalam menurunkan angka stunting.
Pria kelahiran 1967 ini juga menekankan pentingnya kolaborasi antara pemerintah dan berbagai pemangku kepentingan untuk mencapai keberhasilan yang lebih besar di tahun ini.
Menurut hasil Survei Kesehatan Indonesia (SKI) tahun 2023, prevalensi stunting di Kabupaten Tuban sedikit lebih tinggi dari angka prevalensi stunting di Provinsi Jawa Timur yang mencapai 17,7 persen.
Meskipun demikian, prevalensi stunting di Kabupaten Tuban masih lebih rendah dibandingkan angka prevalensi stunting nasional yang mencapai 21,5 persen.
“Sesuai arahan Bupati, meskipun di tahun 2024 target prevalensi stunting nasional sebesar 14 persen, kita upayakan untuk menekan angka stunting lebih rendah lagi hingga mencapai satu digit,” pungkas Budi Wiyana. (fa/rin)