Suaradesa.co (Bojonegoro) – “Ladi Finger” atau yang biasa dikenal dengan nama Okra atau Bendi di Indonesia, merupakan tumbuhan berbungan yang berasal dari sekitar Ethiopia. Okra mulai dikenal secara luas oleh masyarakat Bojonegoro mulai 2016. Biasanya, masyarakat hanya mengenal dua jenis okra, yakni Okra merah dan okra hijau.
Dianggap cocok dengan kondisi tanah dan cuaca Bojonegoro, Adib Nurdiyanto, warga Mojodeso, Kecamatan Kapas berhasil membudidayakan lima jenis okra. Yakni jenis Green Lady, Red Burgundy, Red Thumb, Emerald dan Elephant tusk.
“Okra ini mampu hidup di cuaca kering. Seperti di Bojonegoro,” jelas pria yang juga menjabat sebagai perangkat Desa Mojodeso.
NAmun, tidak hanya dikonsumsi sebagai sayur dan dimasak sebagai pendamping nasi, Adib mencoba cara lain untuk menikmati okra, dengan mengolahnya menjadi kopi. Jika untuk sayur okra dipanen saat segar, untuk menjadikannya kopi, okra dipetik saat telah kering di pohonnya.
Adib memilih jenis Emerald lantaran dianggapnya memiliki usia produktif yang lebih panjang dibanding jenis lainnya. Tak hanya itu, buah yang dihasilkanpun lebih banyak. Ia menyebutkan, Satu tanaman okra jenis Emerald bisa menghasilkan sekira 20-30 buah okra.
“Jika dijadikan kopi, satu tanaman okra Emerald bisa menghasilkan setengah kilogram kopi okra,” lanjutnya.
Pria yang karab disapa Adib ini mengaku, kreasi kopi okra ini mulai ia ciptakan pada 2018 lalu. Namun, kembali ia munculkan lantaran menurutnya trend konsumsi okra di Bojonegoro mulai redup sejak 2020. Agar lebihbisa diterima masyarakat, ia sedikit melakukan inovasi di kopi okra olahannya.
“Poduksi kopi okra saat ini, ada ditambahkan sedikit serbuk kopi pada serbuk okra. Jadi rasanya mirip seperti Cappucino,” jelasnya.
Okra mengandung banyak zat antara lain folat, magnesium, kalsium, fosfor, natrium, vitamin C dan vitamin K. Tak hanya sebagai olahan sayur, Kopi Okra juga mengandung semua manfaat okra yang bisa dinikmati sebagai minuman. Kopi Okra olahan adib telah dipasarkan di beberapa gerai CEC di Bojonegoro.(*sd)