Denpasar – Penggunaan kecerdasan buatan (Artificial Intelligence/AI) dalam penyelenggaraan jaminan sosial kesehatan telah membawa dampak positif dalam meningkatkan efisiensi operasional. Hal ini khususnya terlihat dalam Program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) yang dikelola oleh BPJS Kesehatan.
Direktur Jaminan Pelayanan Kesehatan BPJS Kesehatan, Lily Kresnowati, menjelaskan bahwa BPJS Kesehatan telah memanfaatkan teknologi AI dalam berbagai aspek penyelenggaraan Program JKN.
Salah satunya adalah melalui optimalisasi Aplikasi Mobile JKN yang menyediakan fitur-fitur seperti telekonsultasi, skrining riwayat kesehatan, antrean online, dan fitur i-Care JKN.
Selain itu, BPJS Kesehatan juga menyediakan layanan administrasi non tatap muka berbasis digital melalui berbagai platform seperti Whatsapp (PANDAWA), Chat Asisstant JKN (CHIKA), Voice Interactive JKN (VIKA), dan BPJS Kesehatan Care Center 165.
Lily menegaskan bahwa inovasi-inovasi ini didasarkan pada perjalanan pengguna (customer journey) untuk memastikan bahwa kebutuhan masyarakat dapat diakomodasi dengan baik.
BPJS Kesehatan berkomitmen untuk terus meningkatkan kualitas layanan dengan memanfaatkan teknologi informasi guna memberikan pelayanan yang lebih mudah, cepat, dan setara bagi seluruh peserta.
Namun, penerapan teknologi AI juga menghadirkan beberapa tantangan, seperti kurangnya SDM yang ahli dalam bidang ini dan pemahaman yang terbatas tentang AI di kalangan stakeholder.
BPJS Kesehatan telah mengambil langkah-langkah untuk mengatasi tantangan tersebut melalui program pelatihan, kolaborasi dengan lembaga pendidikan, dan sosialisasi kepada seluruh stakeholder.
Dengan terus memanfaatkan teknologi AI, BPJS Kesehatan yakin dapat menciptakan sistem jaminan kesehatan yang lebih efisien, inklusif, dan responsif terhadap kebutuhan masyarakat Indonesia.
Melalui inovasi yang terus dikembangkan, BPJS Kesehatan berkomitmen untuk meningkatkan layanan demi menciptakan sistem jaminan sosial kesehatan yang berkualitas. (fa/rin)