Suaradesa.co (Bojonegoro) — Guru umumnya merujuk pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik.
Secara formal, guru adalah seorang pengajar di sekolah negeri ataupun swasta yang memiliki kemampuan berdasarkan latar belakang pendidikan formal minimal berstatus sarjana.
Tentunya seorang Guru juga memiliki latar belakang yang berbeda-beda. Seperti halnya Ilham Fatchur Rozaq seorang Guru Pendidikan Agama Islam di SDN Bulu I Desa Bulu Kecamatan Balen.
Dia menceritakan, bahwasanya dia sebelum mengabdikan dirinya menjadi Guru Pendidikan Agama Islam di SDN Bulu I, pemuda yang akrab disapa Ilham itu pernah hidup sebagai anak punk di jalanan selama satu tahun.
“Dulu sewaktu lulus dari bangku SMK saya ikut teman saya yang ada di jalanan, sebab saya itu orangnya suka dengan kebebasan, dan punk sendirikan dia memiliki pola pikir tentang kebebasan dan menolak aturan yang mengekang,” ucapnya.
Dia melanjutkan, sehabis satu tahun hidup di jalanan dirinya memutuskan untuk berhenti hidup sebagai seorang “punk” dan memutuskan untuk berkuliah di kampus swasta yang ada di Bojonegoro.
“Setelah berkuliah selama satu tahun ada tawaran dari sekolah untuk mengajar mata pelajaran pendidikan agama Islam,” sambungnya saat ditemui.
Dia juga melanjutkan, menjadi seorang Guru itu adalah panggilan hati, jika dilihat dari nominal gaji guru itu tidak seberapa dan harus mengajar banyak siswa, belum lagi kalau siswanya bermasalah.
“Jadi kita harus bisa membedakan mana pengabdian dan mana pekerjaan, jadi kalau kita benar-benar mengabdi ya kita jangan pernah mengharapkan finensial lebih,” ujarnya kepada awak media.
Selain menjadi seorang Guru Ilham Fatchur Rozaq juga sering mengisi akuistik di beberapa cafe dan acara-acara di Bojonegoro.(her)