Bojonegoro – Dalam sebuah sudut tenang di Dusun Lemahbang, Desa Margomulyo, Kacamatan Balen, terdapat sebuah petilasan yang telah menjadi tempat persinggahan yang sangat bersejarah, yaitu Petilasan Syekh Siti Jenar.
Terletak di tengah-tengah area persawahan dengan pepohonan yang menjulang, tempat ini membawa kedamaian dan ketenangan kepada siapa pun yang datang mengunjunginya.
Petilasan ini berada dalam sebuah bangunan tembok berukuran sekitar 6×4 meter yang telah dibangun untuk menjaga keberadaannya. Di dalam bangunan ini, terdapat struktur kayu yang menjadi rumah bagi Petilasan Syekh Siti Jenar itu sendiri.
Ketika memasuki ruangan petilasan, mata akan tertuju pada sebuah area tanah yang menjadi fokus utama, yang merupakan tempat di mana Syekh Siti Jenar pernah beristirahat dan beribadah.
Kain putih yang ditempatkan di dalam petilasan ini menunjukkan betapa sakralnya tempat ini bagi mereka yang menghormati dan mengagungkan Syekh Siti Jenar.
Imam Panjalu, Ketua Pengurus Situs Cagar Budaya Syekh Siti Jenar, menjelaskan bahwa tempat ini memiliki sejarah yang sangat kaya.
Pada masa lampau, Syekh Siti Jenar, saat melakukan perjalanan untuk berguru ke Surabaya atau Gresik, sering bersinggah di Dusun Lemahbang.
“Pada saat itu, sekitar tahun yang sama dengan zaman Wali Songo atau era Kerajaan Demak Bintoro,” katanya.
Lebih lanjut, Imam Panjalu menjelaskan bahwa leluhur di masa lalu mempercayai petilasan Syekh Siti Jenar ini sebagai tempat peristirahatan atau persinggahan.
Di tempat ini, Syekh Siti Jenar menjalankan beberapa ritual, seperti wirid, beribadah, mengajar ngaji, dan berbagi ilmu dengan warga sekitar Kecamatan Balen.
Meskipun belum diketahui secara pasti kapan Syekh Siti Jenar bersinggah di tempat ini, petilasan ini tetap menjadi bukti nyata dari sejarah yang mendalam.
Dusun Lemahbang memiliki arti khusus; “lemah” atau tanah, dan “abang” yang berarti kemerahan, yang merujuk kepada Jenar.
Tradisi Jawa yang kuat masih terjaga di tempat ini, termasuk tradisi sedekah bumi. Selain itu, setiap Jum’at Pahing, ada orang-orang yang membawa berkat atau “ambeng” serta ayam panggang sebagai bentuk rasa syukur kepada Petilasan Syekh Siti Jenar.
Imam Panjalu juga menegaskan bahwa di petilasan ini, Syekh Siti Jenar juga menyebarkan ajaran agama Islam.
“Bahkan beberapa tokoh desa di Kecamatan Balen pernah berguru kepada Syekh Siti Jenar,”tukasnya.
Hingga saat ini, banyak warga dari wilayah Bojonegoro dan sekitarnya, seperti Rembang, Tuban, Pasuruan, Jakarta, hingga Bandung, datang ke Petilasan Syekh Siti Jenar.
Mereka datang untuk mencari berkah atau berdoa di tempat yang dianggap suci ini. Petilasan Syekh Siti Jenar tetap menjadi tempat yang penuh dengan makna sejarah dan spiritual bagi banyak orang.(sya/rin)