Home / Sejarah Desa

Selasa, 26 Juli 2022 - 13:01 WIB

Menelisik Sejarah Raden Bagus Lancing Kusumo di Desa Clebung

Suaradesa.co (Bojonegoro) – Banyak yang belum tahu sejarah penyebaran Islam di wilayah Kecamatan Bubulan dan wilayah Bojonegoro bagian selatan. Dari cerita lisan, Raden Bagus Lancing Kusumo adalah salah satu penyebar Islam di Bubulan.

“Ketika itu di Kabupaten Bojonegoro mayoritas masih beragama Hindu. Dahulu Raden Bagus Lancing Kusumo berasal dari Pajang Jawa Tengah, dikejar-kejar Belanda kerena mensyiarkan agama Islam,” kata Watimo, juru kunci makam Lancing Kusumo di Desa Cancung Kecamatan Bubulan.

Penanggung jawab makam sekitar 18 tahun itu, menggantikan leluhurnya terdahulu secara turun temurun, dan dia juga mengaku kalau lupa ia juru kunci yang keberapa.

“Setelah dikejar-kejar Belanda sebab tidak sependapat, Raden Bagus Lancing melarikan diri ke Desa Clebung Kecamatan Bubulan, tepatnya di Dukuh Nggeneng hingga ia meninggal dan dimakamkan. Beliaulah pembawa ajaran Islam pertama di Clebung,” ujarnya.

Baca Juga :  Desa Sudah, Desa Tua Zaman Majapahit di Kabupaten Bojonegoro

Raden Bagus Lancing Kusumo berasal dari kerajaan Pajang. Sang ksatria yang perjaka (lancing) itu datang ke Bojonegoro karena menyelamatkan diri dari kejaran Belanda. Dikawal dua sahabat setianya yaitu Subakir dan Sujono.

“Raden Bagus Lancing Kusumo adalah pelopor dakwah Islam di Desa Clebung dan sekitarnya. Nama Desa Clebung juga berkaitan dengan Raden Bagus. Dia menyukai makanan pecel dan rebung, maka desa itu disebut Clebung,” ujar kakek paruh baya itu.

Di makam Raden Bagus Lancing Kusumo, para peziarah harus taat pada aturan -aturan khusus yang tidak boleh dilanggar. Peziarah harus berniat baik, suci dari hadast kecil dan besar, lelaki harus bersarung dan wanita yang menstruasi sebelum 7 hari dilarang masuk pesarean.

Baca Juga :  Sendang Berjo di Desa Sekar Dipercaya Bikin Awet Muda

“Selebihnya,para peziarah tidak boleh melakukan hal ini, main (judi), madon (zina), dan maling (mencuri) sebab bisa fatal akibatnya. Di dinding pendopo makam Raden Bagus Lancing Kusumo terdapat gambar harimau. Sebab konon memang ada harimau gaib yang menjaga kawasan maqbaroh tersebut,” terangnya kepada awak media.

Untuk mengenang jasa dan menjaga tradisi, setiap malam Jumat tidak hanya masyarakat sekitar, tetapi dari daerah lain ikut berdoa di makam. Namun jumlah peziarah semakin banyak pada Jumat Pahing dalam penanggalan Jawa.

“Banyak masyarakat berdatangan termasuk dari Surabaya, Tuban, Kalimantan dan Sumatera. Rehap bangunan makam juga mendapat bantuan dari pengunjung asal Kalimantan,” ujarnya.(sya)

Ikuti kabar terkini suaradesa.co di Google News

Share :

Baca Juga

Headline

Sejarah Sendang Pradok di Desa Bubulan, Diyakini Airnya Tidak Pernah Habis

Sejarah Desa

Petilasan Syekh Siti Jenar: Jejak Sejarah dan Spiritualitas di Dusun Lemahbang

Sejarah Desa

Kisah Gunung Padang Tempat Pertapaan Eyang Derpo dan Nyi Gendro Sari

Sejarah Desa

Kutukan Raja dan Mimpi Mbah Panisih

Headline

Desa Sudah, Desa Tua Zaman Majapahit di Kabupaten Bojonegoro
Gas Rawa Nguken Digunakan Memasak

Headline

Puluhan Tahun Manfaatkan Gas Rawa Nguken Untuk Perapian

Headline

Menengok Sejarah Kelam G-30 S PKI di Kecamatan Ngambon

Headline

Melihat Langsung Keajaiban Khayangan Api