Suaradesa.co (Bojonegoro) — Makam Kiyai Tameng Jati begitu warga sekitar menyebutnya. Makam keramat ini diyakini masyarakat setempat sebagai salah satu jejak sejarah penyebaran agama Islam di Malo dan sekitarnya.
Letaknya berada di Desa Sudah, Kecamatan Malo, Kabupaten Bojonegoro, Jawa Timur. Hampir setiap hari makam tersebut didatangi oleh peziarah yang berasal dari berbagai daerah. Bukan hanya dari daerah setempat saja, akan tetapi banyak juga peziarah dari luar Bojonegoro.
Fathul Muin selaku juru kunci makam mengatakan, bahwasanya semenjak dua tahun lalu makam ini di datangi seorang sepiritwal dari Surabaya, dia bernama Gus Aris menceritakan bahwasannya Kiyai tameng jati ini nama aslinya adalah Abdurrahman Hadi.
“Kiyai Tameng Jati sendiri berasal dari negeri Syam. Dia datang sekitar tahun 1230an. Dia datang kemari tidak sendirian,” ujarnya.
Pria yang akrab dipanggil Pak Mu’in itu melanjutkan, bahwasanya Kiyai Tameng Jati datang ke Desa Sudah Kecamatan Malo ini bersama istrinya, kedua muridnya dan kedua sahabatnya.
Istri Kiyai Tameng Jati bernama Syarifah Abiyah, kedua muridnya bernama Ali Ja’far dan Siti Aisyah.
“Dan nama kedua sahabat Kiyai Tameng Jati adalah Kiyai Sepet Jati dan Kiyai Dimar Jati. Dan sekarang Kiyai Sepet Jati di makamkan di kota Palembang sedangkan Kiyai Dimar Jati makamnya ada di Cirebon,” ungkapnya.
Di area makam kiyai tameng jati juga terdapat dua pohon soloben yang besar dan di percaya sebagai kenang-kenangan perpisahan dari kedua sahabatnya. Selain itu juga terdapat sumur tua yang di percaya masyarakat sekitar bisa di buat obat gatal oleh masyarakat sekitar, sumur tua tersebut di beri nama sumur Ki Ronggolo yang sampai sekarang masih digunakan.