Rilis

Sinau Nang Ndeso, Rajut Asa Lewat Anyaman Bambu

148
×

Sinau Nang Ndeso, Rajut Asa Lewat Anyaman Bambu

Sebarkan artikel ini

Bojonegoro – Dinas Pemberdayaan Masyarakat Desa (DPMD) terus meningkatkan kualitas desa. Salah satunya dengan memanfaatkan potensi lokal desa melalui Sinau Nang Ndeso (SINANDO). Bertempat di Balai Desa Sugihwaras, Kecamatan Ngraho, Selasa (28/9/2021) dilaksanakan pelatihan dari kerajinan anyaman bambu.

Turut hadir dalam acara, Camat Ngraho, Dinas PMD Provinsi Jawa Timur, Dinas PMD Kabupaten Bojongoro, Kepala Desa Sugihwaras, Narasumber dan 30 perajin anyaman bambu dari Desa Sugihwaras, Kecamatan Ngraho dan sekitarnya.

Kabid Ketahanan Masyarakat Desa/Kelurahan (DPMD) Bojonegoro Evie Octavia Marini mengatakan, kegiatan SINANDO merupakan pelatihan dalam rangka pemberdayaan masyarakat desa. Kali ini menggunakan bambu yang sebagian besar tumbuh di lahan warga dan sepanjang bantaran Sungai Bengawan Solo.

Baca Juga :  Kapolres Bojonegoro : Silakan Berdagang Seperti Biasanya

“Nantinya, hasil kegiatan peserta semakin kreatif dengan mendapatkan berbagai bentuk desain terbaru dalam membentuk anyaman. Sementara untuk pemasaran produk akan dibantu dari OPD terkait. Peserta juga mendapat sertifikat dari Pemerintah Provinsi Jawa Timur,” jelasnya.

Peserta juga mendapat materi terkait pemasaran baik secara online maupun offline. Dengan harapan, dapat menambah pendapatan warga desa dan ekonomi perdesaan dapat meningkat.

Lanjutnya, pemanfaatan potensi bambu juga harus diikuti dengan upaya pelestarian dengan budidaya tanaman bambu. Nantinya juga bermanfaat untuk penghijauan dan penahan tanah agar tidak mudah erosi, sekaligus menjaga ketersediaan bahan baku kerajinan berbahan bambu.

Baca Juga :  Pelatihan PPH, Langkah Menuju Jatim jadi Halal Center

Program SINANDO Provinsi Jawa Timur sangat bersinergi dengan program prioritas Pemerintah Kabupaten Bojonegoro utamanya guna mewujudkan peningkatan kesejahteraan berbasis ekonomi kerakayatan dan ekonomi kreatif yang salah satunya melalui pemberdayaan masyarakat desa dengan pemanfaatan potensi lokal desa berupa bambu yang diolah menjadi produk bernilai jual atau nilai tambah. Sehingga dapat meningkatkan ekonomi masyarakat perdesaan dan hal ini menjadi salah satu indikator yang mendukung peningkatan Indeks Membangun Desa Mandiri. (rilis)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *