Rilis

Dorong Populasi Sapi, Giatkan Program One Year One Calf

540
×

Dorong Populasi Sapi, Giatkan Program One Year One Calf

Sebarkan artikel ini

Suaradesa.co (Malo) – Demi memacu tumbuhkembangnya populasi sapi di Kecamatan Malo, Dinas Perikanan dan Peternakan  Kabupaten Bojonegoro menggalakkan program “One Year One Calf” (satu tahun satu anak sapi). Hal itu perlu dilakukan karena melihat pertumbuhan kuantitas sapi dari tahun ke tahun semakin menurun.

Petugas Teknis Kecamatan Malo dan paramedik PT Riner Nunung Sugianto, mengatakan, untuk mendukung program tersebut dia selalu memastikan setiap pemilik sapi memahami benar bagaimana merawat sapi yang baik.

“Agar pertumbuhanya maksimal,” ujarnya, Kamis (25/3/2021).

Mengelola menejemen populasi sapi di Bojonegoro khususnya di Kecamatan Malo  harus menggunakan pendekatan yang benar, yaitu masa kawin yang seharusnya 3 bulan setelah kelahiran.

Baca Juga :  Sosialisasi Perlindungan Data Pribadi: Waspada di Era Digital

“Tetapi selama ini para peternak melakukanya setelah 6 bulan atas pertimbangan kasihan. Seperti itu harus kita jelaskan,” imbuhnya.

Semakin baik pemahaman mereka akan pola perawatan sapi yang baik, maka semakin optimal hasilnya. Dengan demikian program one year one calf bisa maksimal.

“Secara perlahan kita dampingi mereka, karena pemahamanya beda. Salah satunya adalah mereka harus memahami tentang deteksi birahi yang tepat, mengetahui tanda-tanda birahi dan pemberian pakan serta nutrisi yang seimbang,” tukasnya.

Pihaknya akan menggandeng lembaga – lembaga lokal dalam mensosialisasikan program yang ada di dinas peternakan dan pertanian. Karena mereka yang selama ini selalu berinteraksi dengan warga.

Baca Juga :  Entaskan Desa Tertinggal Bupati Bojonegoro Terima Penghargaan Gubernur Jatim

“Upaya percepatan inilah yang akan kita rumuskan bersama para pemangku kepentingan yang ada,” pungkasnya.

Salah satu warga pemilik Sapi, Saeri (50), menyampaikan keluhan, jika saat ini pakan juga menjadi kendala.

“Kalau beli juga mahal, padahal kebutuhanya banyak,” ujarnya.

Bagaimana bisa memenuhi standar kualitas pakan yang baik jika tidak tahu apa yang harus diberikan dan apa yang tidak boleh diberikan.

Perempuan paruh baya ini sehari-hari mencarikan pakan ternak sapinya di tegalan itu sangat terbantu atas kehadiran petugas ternak, yang memberikan banyak masukan dan juga mengecek kesehatan sapinya.(*Rilis)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *