Bojonegoro – Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Bojonegoro, Laela Noer Aeny, mengungkapkan bahwa Bojonegoro mencatatkan suhu maksimum tertinggi kedua di Jawa Timur setelah Lamongan.
Berdasarkan data dari Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Jawa Timur, suhu di Bojonegoro mencapai 37 derajat Celsius, hanya sedikit lebih rendah dibandingkan Lamongan yang mencapai 38,8 derajat Celsius.
“Suhu maksimum Kabupaten Bojonegoro berada di urutan kedua se-Jawa Timur,” kata Laela pada Jumat (18/10/24).
Selain Lamongan dan Bojonegoro, daerah lain yang juga mencatat suhu tinggi adalah Tuban dengan 36,8 derajat Celsius, Mojokerto 36,4 derajat Celsius, dan Situbondo 36,3 derajat Celsius.
Laela menjelaskan, suhu ekstrem yang terjadi di wilayah Bojonegoro disebabkan oleh fenomena gerak semu matahari. Pada bulan Oktober, matahari berada tepat di atas garis lintang wilayah tersebut, menyebabkan suhu meningkat secara signifikan.
“Pada Oktober, posisi matahari berada tepat di atas kepala atau kulminasi utama, sehingga suhu tinggi berpotensi terjadi beberapa hari ke depan,” jelas Laela.
Meski Bojonegoro sempat dilanda hujan beberapa hari terakhir, suhu tetap tinggi. Laela menekankan bahwa peningkatan suhu ini disebabkan oleh faktor alam, bukan lingkungan.
Menghadapi suhu tinggi yang ekstrem ini, BPBD Bojonegoro mengimbau masyarakat untuk waspada dan menjaga kesehatan.
Laela mengingatkan pentingnya menjaga asupan air agar terhindar dari dehidrasi dan menghindari paparan sinar matahari secara langsung.
“Hindari aktivitas di luar rumah jika tidak mendesak, dan tetap jaga ketahanan tubuh agar tidak sakit,” pesannya.
Selain itu, Laela juga mengingatkan masyarakat agar tidak melakukan aktivitas yang berpotensi memicu kebakaran, seperti membakar sampah sembarangan.
“Waspada terhadap kebakaran lahan, terutama pada kondisi suhu maksimum seperti ini,” pungkasnya.
Dengan suhu ekstrem yang diperkirakan akan bertahan selama beberapa hari ke depan, diharapkan masyarakat tetap waspada dan menjaga kesehatan mereka di tengah kondisi cuaca yang tidak biasa ini. (fa)







