Salah satu penjual tanaman hias di Desa Mojoranu, Kecamatan Dander, Kabupaten Bojonegoro, Jawa Timur, selama pandemi ini, pendapatannya menurun hingga 50 %.
“Hampir semua jenis tanaman hias mengalami penurunan penjualan,”kata Mardi (37).
Biasanya, paling banyak penjualan adalah tanaman hias untuk sekolah. Rata-rata setiap hari mampu menjual 10-15 jenis tanaman hias oleh pelajar sekolah.
“Tapi sekarang sudah tidak ada pelajar yang beli, jadi sepi,”imbuhnya.
Selain itu, karena tanaman hias bukanlah kebutuhan primer masyarakat.
“Ya yang hobi memang ada tapi ya tanaman hias ini kan bukan termasuk kebutuhan pokok bukan primer masyarakat tapi ya termasuk sekunder lah menunggu orang senang gitu,” jelasnya.
Mardi mengaku, jika sekarang ini menyesuaikan kebutuhan masyarakat seperti menyediakan bibit tanaman obat sejenis “mpon-mpon”.
Sementara tanaman lain seperti jenis bunga mawar, lavender, bidara, kaktus, caladium, pakis, dan lain sebagainya, tidak selaris sebelum Pandemi.
“Selama sepuluh tahun berjualan, ya baru kali ini pendapatan menurun drastis,”pungkasnya. (*Rin)