Surabaya – Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) merilis prediksi musim kemarau 2024 untuk Provinsi Jawa Timur.
Berdasarkan analisis dinamika atmosfer dan lautan, Jawa Timur diperkirakan mengalami musim kemarau yang bervariasi dari bulan April hingga Juni 2024.
BMKG juga mengindikasikan potensi La Nina yang dapat mempengaruhi curah hujan di wilayah ini.
Secara keseluruhan, dari 74 Zona Musim (ZOM) di Jawa Timur, 48 ZOM atau sekitar 64,9% wilayah diprediksi memasuki musim kemarau pada Mei 2024. Sebanyak 20 ZOM (27%) akan memasuki musim kemarau pada April, sementara 6 ZOM (8,1%) lainnya baru mengalami kemarau pada Juni. Wilayah yang diperkirakan paling awal memasuki kemarau, pada dasarian pertama April 2024, meliputi bagian utara Situbondo, Bondowoso, dan sebagian Banyuwangi.
Sebaliknya, daerah terakhir yang memasuki musim kemarau pada dasarian kedua Juni 2024 adalah Kepulauan Masalembu, Sumenep, dan Kepulauan Bawean.
BMKG memprediksi bahwa 43 ZOM (58,1%) akan mengalami awal musim kemarau yang mundur jika dibandingkan dengan rata-rata historis 1991-2020. Sebanyak 20 ZOM (27%) diperkirakan memasuki kemarau sesuai dengan normalnya, sementara 11 ZOM (14,9%) lainnya akan mengalami musim kemarau yang lebih cepat.
“Puncak” musim kemarau diperkirakan terjadi pada Agustus 2024 di sebagian besar wilayah. Meski demikian, curah hujan selama musim kemarau tahun depan diprediksi bervariasi, dengan kisaran 100 mm hingga lebih dari 500 mm.
BMKG memproyeksikan bahwa sifat hujan pada musim kemarau 2024 akan berada dalam kategori normal di 37 ZOM (50%). Namun, sebanyak 34 ZOM (46%) diperkirakan mengalami curah hujan di atas normal, sedangkan 3 ZOM (4%) lainnya akan berada di bawah normal.
Terkait curah hujan yang diprediksi di atas normal, BMKG memberikan rekomendasi bagi sektor pertanian dan industri, terutama untuk komoditas hortikultura, tembakau, dan garam, yang rentan terhadap perubahan curah hujan.
Teknologi Modifikasi Cuaca (TMC) juga direkomendasikan untuk mengantisipasi dampak El Nino pada 2023 dan menjaga ketersediaan air waduk sebelum memasuki musim kemarau 2024 serta musim hujan 2024/2025. (mir)