Suaradesa.co, Bangkalan — “Sebenarnya, rokok itu menyehatkan tubuh.” Kalimat provokatif itu sontak membuat puluhan peserta workshop “Talk to Win: Public Speaking for Campus Life” terdiam.
Kalimat mengejutkan tersebut bukan tanpa maksud—itulah teknik pembuka yang digunakan oleh narasumber, Febrina Qorirul A.F, untuk menunjukkan bagaimana sebuah presentasi dapat langsung mengguncang perhatian audiens.
Workshop yang digelar oleh GEMPARA ini dilaksanakan secara daring melalui Google Meet, dan diikuti dengan antusias oleh peserta, terutama calon mahasiswa baru Universitas Trunojoyo Madura.
Acara berlangsung selama dua jam, dari pukul 19.00 hingga 21.00 WIB, dengan moderator Rena Saharani yang memandu jalannya diskusi.
Dalam pemaparannya, Febrina menjelaskan pentingnya percaya diri, pemilihan kata, serta kesan pertama dalam membangun komunikasi publik yang efektif.
“Saya tidak sedang membahas rokok, “Saya sedang berbicara tentang bagaimana membuka pembicaraan dengan teknik yang memancing rasa ingin tahu,”ungkapnya.
Penjelasan itu langsung mencairkan suasana dan membuat audiens aktif berdiskusi.
Sesi tanya jawab berlangsung interaktif, dengan sejumlah pertanyaan menarik dari peserta seperti cara melatih keberanian berbicara bagi pemalu dan strategi mengatasi rasa grogi saat tampil di depan umum.
Febrina menjawab dengan penuh semangat, sesekali diselingi humor, sembari berbagi kisah pribadinya saat gugup di atas podium—yang kini menjadi motivasi bagi peserta.
“Berbicara itu modalnya cuma percaya diri dan yakin pada apa yang disampaikan,” tegas Febrina saat ditanya soal gaya komunikasinya.
“Semoga teman-teman bisa terus berlatih dan kelak menjadi bagian dari punggawa Gempara Indonesia, penerus generasi nusantara,”tutupnya.
Selain pembekalan teori, peserta juga mendapatkan e-sertifikat, materi eksklusif, serta kesempatan untuk menjalin relasi antarpeserta dalam forum jaringan yang disediakan.
Workshop “Talk to Win” menunjukkan bahwa public speaking bukan semata kemampuan berbicara di depan umum, melainkan seni menyampaikan pesan yang mampu menetap dalam benak pendengar—dan malam itu, satu kalimat sederhana telah membuktikan kekuatannya.(red)