Suaradesa.co, Tuban – Pemerintah Kabupaten Tuban menunjukkan komitmen kuat dalam mendukung program nasional Koperasi Desa Merah Putih yang digagas Presiden H. Prabowo Subianto. Wakil Bupati Tuban, Joko Sarwono, menegaskan dukungan ini saat menerima kunjungan kerja Sekretaris Kementerian Koperasi RI, Ahmad Zabadi, di Balai Desa Rengel, Kecamatan Rengel, Selasa (22/04/2025).
Ahmad Zabadi memanfaatkan momen sosialisasi dan percepatan pembentukan koperasi untuk menjelaskan bahwa Koperasi Desa Merah Putih bertujuan memutus rantai kemiskinan dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat desa secara berkelanjutan.
“Program ini menunjukkan komitmen pemerintah dalam memberdayakan masyarakat desa. Koperasi harus menjadi pusat pertumbuhan ekonomi agar masyarakat desa bisa hidup lebih sejahtera,” kata Zabadi.
Ia juga menjelaskan bahwa warga desa akan mengelola koperasi sepenuhnya. “Koperasi ini lahir dari, oleh, dan untuk masyarakat desa. Tidak boleh lintas desa. Dengan begitu, semangat partisipatif dan gotong royong akan tumbuh kuat,” ungkapnya.
Zabadi merinci tujuh unit bisnis wajib dalam ekosistem Koperasi Merah Putih, yaitu: kantor koperasi, kios pengadaan sembako, unit simpan pinjam, klinik kesehatan desa/kelurahan, apotek desa/kelurahan, sistem pergudangan atau cold storage, dan sarana logistik.
Ia menyebut tim kementerian tengah membahas skema pembiayaan koperasi. Fokus mereka saat ini ialah mempersiapkan pembentukan koperasi di tiap desa. “Kami menargetkan pembentukan koperasi rampung sebelum akhir Juni, agar Presiden bisa meluncurkannya secara nasional pada Juli 2025,” katanya. Ia pun mendorong Desa Rengel menjadi role model Koperasi Desa Merah Putih di Jawa Timur.
Wabup Joko Sarwono menyambut antusias inisiatif tersebut. Ia menilai program ini sejalan dengan arah pembangunan Kabupaten Tuban yang menekankan penguatan ekonomi lokal dan pemberdayaan desa.
“Ini momentum penting untuk membangkitkan ekonomi desa dari akar. Pemkab siap memberikan pendampingan penuh, baik secara teknis maupun kelembagaan koperasi di tiap desa,” ujar Joko.
Ia juga memberi arahan kepada pemerintah desa terkait prioritas nasional. “Ketahanan energi, pangan, dan air menjadi fokus Presiden. Pemdes harus menggunakan dana desa secara akuntabel, termasuk mengalokasikan minimal 20 persen untuk ketahanan pangan,” tegasnya.
Joko menambahkan pentingnya SOP dan model bisnis yang jelas dalam koperasi agar benar-benar mendukung pertumbuhan ekonomi desa. “Kita butuh pengurus koperasi yang punya jiwa kewirausahaan dan siap menjalankan transformasi ekonomi desa, termasuk mendukung program seperti MBG,” ucapnya.
Kepala Dinas Koperasi, UKM, dan Perdagangan Tuban, Agus Wijaya, mencatat bahwa perkembangan koperasi di Tuban terus mengalami kemajuan. Hingga Triwulan I 2025, jumlah koperasi aktif mencapai 679 unit, naik dari 644 unit pada 2023. Nilai aset koperasi juga tumbuh signifikan dari Rp585 miliar (2021) menjadi Rp781 miliar (2024).
Dengan dukungan pemerintah pusat dan daerah, serta potensi besar desa-desa di Tuban, kabupaten ini siap menjadi pelopor kesuksesan Koperasi Desa Merah Putih di tingkat provinsi maupun nasional.
Acara tersebut turut dihadiri jajaran Kementerian Koperasi RI, Wakil Bupati Tuban, Kepala Diskopumdag Tuban beserta jajaran, Camat Rengel dan Forkopimka, Pemdes dan BPD Rengel, penggerak koperasi, tokoh masyarakat, serta BUMDes. (Fa)