Suaradesa.co (Bojonegoro) – Salah satu penyebab utama seringnya terjadinya longsor di Kabupaten Bojonegoro adalah penebangan hutan.
Penebangan hutan di kawasan sumur tua atau Kecamatan Kedewan disebabkan adanya alih fungsi lahan menjadi pertanian dan perkebunan.
“Hutan gundul, alih fungsi hutan dan banyaknya penebangan pohon di lereng dan perbukitan menjadi salah satu faktor utama bencana longsor di Kecamatan Kedewan,”kata Budayawan dari Desa Kedewan, Lisan Dipo kepada Suaradesa.co
Tidak hanya di Kecamatan Kedewan saja, namun penebangan hutan juga terjadi diwilayah lain sehingga kerap terjadi longsor dan tanah bergerak.
Menurutnya, pohon-pohon yang memiliki akar kuat dibabat habis oleh warga sekitar. Kondisi inilah yang sering memicu terjadi bencana longsor dan tanah bergerak.
“Apalagi pohon yang memiliki akar kuat itu sangat penting untuk mencengkram tanah dan menyimpan air saat hujan turun,” ujarnya.
Ia menambahkan selain hutan gundul, penyebab bencana tanah bergerak di Kabupaten Bojonegoro karena sifat fisik tanah di desa-desa tersebut gembur dan mudah menyerap air.
Dengan demikian, saat hujan dengan intensitas tinggi langsung membuat tanah tidak stabil.
Menurut Kang lisan, kondisi tanah yang gembur dan mudah menyerap air diperparah dengan lereng bukit yang kemiringannya sangat terjal. Hal itu menyebabkan tanah mudah tergelincir turun ke bawah saat hujan deras mengguyur hingga menyebabkan longsor dan tanah bergerak.
Ia mengingatkan bencana alam tanah gerak dan longsor berpotensi terjadi di wilayah lain selain daerah Wonocolo yang diteliti bersama timnya. Pasalnya, di Bojonegoro banyak perbukitan yang memiliki kondisi tanah yang sama.
Dia berharap, pihak-pihak terkait bisa kembali melakukan penghijauan kembali atau reboisasi kembali hutan dengan menanam pohon-pohon keras seperti jati, Trembesi dan lainnya.
“Akar pohon keras dapat mengikat tanah yang gembur sehingga meminimalisasi tanah longsor dan tanah gerak,”pungkasnya. (lis)