Suaradesa.co, Bojonegoro – Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) Kabupaten Bojonegoro menggelar konferensi pers untuk menyampaikan adanya perubahan signifikan pada anggaran hibah tahun anggaran mendatang. Hibah yang semula sebesar Rp10 miliar kini hanya tersisa Rp1,5 miliar, sementara sisa anggaran sebesar Rp10 miliar dialihkan dan dikelola oleh Dinas Kepemudaan dan Olahraga (Dinpora) Bojonegoro.
Wakil Ketua KONI Bojonegoro, Toni Ade Irawan, menjelaskan bahwa anggaran Rp1,5 miliar tersebut akan difokuskan untuk pemberian insentif bagi atlet berprestasi. Namun, akibat pengurangan hibah, besaran insentif atlet juga mengalami penyesuaian.
“Insentif atlet peraih emas yang sebelumnya Rp1.500.000 per bulan menjadi Rp900.000 per bulan. Untuk peraih perak dari Rp1.000.000 menjadi Rp700.000 per bulan, sedangkan peraih perunggu dari Rp750.000 menjadi Rp500.000 per bulan,” terang Toni.
Ia menambahkan, secara teknis pada tahun 2026 mendatang, peran KONI Bojonegoro lebih pada pemberian rekomendasi kepada Dinpora, khususnya dalam pelaksanaan program dan kegiatan olahraga.
Terkait rencana kerja tahun 2026, Toni memaparkan KONI Bojonegoro telah menyiapkan action plan, di antaranya persiapan Pekan Olahraga Kabupaten (Porkab) yang dijadwalkan berlangsung pada Agustus. Tahapan persiapan meliputi administrasi, pendaftaran cabang olahraga (cabor) peserta Porkab, hingga pelaksanaan Pemusatan Latihan Kabupaten (Puslatkab).
Sementara itu, persiapan Kejuaraan Provinsi (Kejurprov) untuk masing-masing cabor dari total 49 cabor di Bojonegoro akan dilaksanakan secara mandiri atau dengan sistem reimburse. Nantinya, seluruh anggaran kegiatan yang telah dikeluarkan akan diganti oleh Dinpora.
Di sisi lain, Ketua Wushu Bojonegoro, Galuh Setiyadi, mengaku pengurangan hibah tersebut cukup memberatkan bagi cabor, terutama dalam pembinaan atlet hingga pelaksanaan kejuaraan.
“Karena harus modal besar dulu untuk pembinaan sampai pelaksanaan kejuaraan,” ujarnya.
Meski demikian, Galuh menegaskan pihaknya tetap optimistis mengembangkan cabang olahraga Wushu di Bojonegoro. “Kami mulai mengembangkan cabor Wushu di tiap kecamatan,” pungkasnya.(rin/him)







