Suaradesa.co, Jakarta – Direktur Pesantren Kementerian Agama RI, Dr. Basnang Said, menyampaikan belasungkawa yang mendalam atas musibah tanah longsor yang mengakibatkan robohnya tandon air di lingkungan Pondok Modern Darussalam Gontor Kampus 5 Darul Qiyam, Dusun Mangunsari, Desa Gadingsari, Kecamatan Sawangan, Kabupaten Magelang, pada Jumat pagi (25/4/2025) sekitar pukul 10.30 WIB.
Peristiwa tersebut terjadi secara mendadak saat para santri tengah bersiap mandi menjelang pelaksanaan salat Jumat.
Longsoran tanah di belakang kamar mandi asrama menyebabkan tandon air di atasnya ambruk dan menimpa area kamar mandi yang saat itu dipadati aktivitas santri.
Sejumlah santri berhasil dievakuasi dan langsung dilarikan ke rumah sakit, sementara beberapa lainnya sempat terjebak di dalam reruntuhan bangunan.
Berdasarkan laporan dari Pondok Darul Qiyam melalui Kantor Kemenag Kabupaten Magelang, total korban tercatat sebanyak 29 orang, terdiri dari 16 santri yang menjalani perawatan inap, 9 santri menjalani rawat jalan, dan 4 santri dinyatakan meninggal dunia.
“Kami turut berduka cita yang sedalam-dalamnya atas peristiwa ini. Innalillahi wa inna ilaihi raji’un. Semoga para santri yang wafat diterima di sisi Allah SWT dan ditempatkan di surga terbaik-Nya. Untuk para santri yang dirawat, kami mendoakan kesembuhan segera. Dan kepada keluarga yang ditinggalkan, semoga diberi kekuatan dan keikhlasan,” ungkap Dr. Basnang Said dari Jakarta.
Selain itu, Dr. Basnang juga memberikan apresiasi setinggi-tingginya kepada para ustaz, petugas Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD), pemadam kebakaran, kepolisian, tenaga medis, serta relawan yang sigap memberikan pertolongan pertama dan mengevakuasi para korban ke RSUD Merah Putih dan fasilitas kesehatan terdekat.
“Ini adalah musibah yang tidak kita harapkan dan menjadi pelajaran penting tentang perlunya pengawasan keselamatan di lingkungan pendidikan,” tambahnya.
Direktur Pesantren Kemenag RI itu turut mengajak masyarakat untuk bersama-sama mendoakan para korban serta memperkuat solidaritas dan semangat gotong royong.
“Pesantren bukan hanya tempat belajar, tetapi juga rumah bersama. Mari kita jaga keselamatan di dalamnya demi generasi masa depan yang tumbuh dalam lingkungan yang aman, penuh ilmu, dan kasih sayang,” tandasnya.(red)