Suaradesa.co (Bojonegoro) – Hampir kurang lebih 30 menit lebih, sebanyak kurang lebih 20 mahasiswa yang tergabung Front Nahdliyin untuk Kedaulatan untuk Kedaulatan Sumber Daya Alam (FNKSDA), Ikatan Mahasiswa Muhamadiyah (IMM), Kader Hijau Muhammadiyah (KHM) menggelar aksi demo di depan halaman kantor Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Bojonegoro, Jawa Timur, Kamis (24/9/2020).
Koordinator Lapangan (Korlap) aksi, Edi Kumaidi, menyampaikan, jika pembebasan lahan di Bojonegoro sekarang ini apakah karena kepentingan investasi atau benar-benar untuk petani.
“Petani tidak butuh semen, tidak butuh beton, tapi yang dibutuhkan adalah pupuk,” ujarnya saat orasi.
Sekarang ini, secara nasional subsidi pupuk mulai berkurang. Bahkan, kaum tani ada yang tidak mendapatkan kartu tani.
Dia mengatakan, jika di Bojonegoro akan banyak wacana kawasan industri di wilayah selatan seperti Kecamatan Temayang, Sugihwaras, dan Kedungadem dan rencana pembangunan tol.
“Juga belajar dari pengalaman banyaknya lahan pertanian yang terpakai untuk pengembangan Lapangan Banyu Urip, Blok Cepu oleh ExxonMobil Cepu Limited (EMCL),” tukasnya.
Usai berorasi, rombongan pemuda dan pemudi tersebut menolak diajak mediasi oleh Ketua Komisi B, Sally Atyasasmi dan anggota Komisi B, Doni Bayu Setiawan.
Seakan menutup mata, dua anggota Dewan tersebut seperti tidak dianggap bahkan diteriaki tidur.
Bahkan, mereka tidak menerima penjelasan sedikitpun dari Komisi B maupun Dinas Pertanian yang telah menyiapkan jawaban atas semua tuntutan yang disampaikan.
Mahasiswa-mahasiswi tersebut, justru memilih berorasi secara bergantian dan duduk di pelataran halaman meski terik matahari panas menyengat. Setelah berorasi, mereka kembali berjalan kaki dan menuju titik kumpul di Taman Lokomotif dengan jarak kurang lebih 500 meter dari kantor DPRD.(*)