Puluhan Tahun Bojonegoro Menjadi Daerah Endemi Kemiskinan, 2022 Pertumbuhan Ekonomi Naik Signifikan

Suaradesa.co – Ririn Wedia

Bojonegoro – Negara yang punya sumber daya alam melimpah, tidak otomatis atau serta-merta masyarakatnya jadi lebih sejahtera, dibanding negara-negara yang kurang akan sumber daya alam.

Kabupaten Bojonegoro menjadi salah satu daerah yang mampu merangkak naik kualitas kehidupan masyarakatnya.

Dimana, daerah yang memiliki pengeboran migas Lapangan Banyu Urip, Blok Cepu, Lapangan Sukowati dan Lapangan Gas Jambaran Tiung Biru ini merupakan daerah “Endemic Poverty” atau kemiskinan endemik selama puluhan tahun.

Dengan adanya migas, Bojonegoro baru bisa mengentaskan kehidupan masyarakatnya dari kemiskinan endemik melalui kebijakan Bupati dan stakeholder lainnya seperti pemerintahan desa, dunia usaha diantaranya, Kontraktor Kontrak Kerjasama seperti ExxonMobil Cepu Limited (EMCL), Pertamina EP, PEPC, BUMD, Bank, serta, campur tangan dari pemerintah pusat dan pemerintah provinsi dalam menangani persoalan ekonomi dan kesejahteraan di Bojonegoro.

Tidak bisa dipungkiri, kepemimpinan Bupati Bojonegoro, Anna Mu’awanah sejak 2018 lalu memberi dampak signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi non migas.

Hal ini dibuktikan dengan adanya peningkatan pertumbuhan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) yang signifikan pada tahun 2022.

“Angka kemiskinan ekstrim di Bojonegoro menurun 12,21 persen pada tahun 2022 , salah satu indikatornya pertumbuhan PDRB kita tiap tahunnya,”tegas Kepala Bappeda Bojonegoro, Anwar Murtadlo.

Menurut data yang dirilis oleh Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Bojonegoro, PDRB tanpa minyak dan gas bumi (migas) tahun 2022 tumbuh sebesar 6,04 persen.

Dia menambahkan, jika pertumbuhan terjadi pada hampir semua lapangan usaha.

“Ada 17 item sektor usaha, yang paling besar pertumbuhannya adalah sektor transportasi dan pergudangan, penyediaan akomodasi makanan dan minuman serta jasa lainnya rata-rata diatas 10 persen,”ungkapnya kepada Suaradesa.co, Jumat (5/5/2023).

Dia menyebutkan, pertumbuhan PDRB di sektor Transportasi dan
Pergudangan sebesar 19,27 persen, diikuti Penyediaan Akomodasi dan Makanan Minuman sebesar 13,51 persen, dan Jasa Lainnya sebesar 10,33 persen.

Sementara itu, dikutip dari laman resmi BPS Kabupaten Bojonegoro menyebutkan, struktur perekonomian Kabupaten Bojonegoro Tahun 2022 masih didominasi oleh Lapangan Usaha Pertambangan dan Penggalian sebesar 54,29 persen, diikuti oleh
Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan sebesar 10,82 persen, Perdagangan Besar dan Eceran, Reparasi Mobil dan Sepeda Motor sebesar 7,81 persen, Konstruksi sebesar 6,42 persen, serta Industri Pengolahan sebesar 5,69 persen, Informasi dan Komunikasi sebesar 5,46 persen.

Peranan enam lapangan usaha tersebut dalam perekonomian Kabupaten Bojonegoro mencapai 90,49 persen dalam peningkatan PDRB. (rin)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *