Suaradesa.co (Bojonegoro) – Petani disekitar Lapangan Banyu Urip, Blok Cepu, pada masa kemarau sekarang ini mulai menanam tembakau. Maklum, ada beberapa petani yang sawahnya jauh dari sumber mata air sehingga struktur tanah harus menyesuaikan jenis tanaman.
Seperti sawah milik Kadiman (62), warga Desa Gayam, Kecamatan Gayam, Kabupaten Bojonegoro, Jawa Timur.
Hampir seluas 7000 meter persegi sawahnya sebagian ditanami tembakau. Berharap, 3 bulan kedepan bisa tumbuh subur seperti tahun-tahun sebelumnya.
“Lima tahun yang lalu, daun tembakau yang saya tanam berdaun lebar dan tebal. Sehingga, nilai jualnya juga tinggi. Kalau tahun kemarin tidak lagi. Daunnya kecil dan tipis,” ujar bapak lima anak ini, Kamis (18/6/2020).
Dia katakan, pengalaman panen sebelumnya hanya mendapatkan tembakau sebanyak 55 Kg saja. Dengan harga Rp22.000/Kg atau dari total hasil panen sebesar Rp14 juta.
“Padahal, biaya produksi dari tanam sampai panen kurang lebih Rp10 juta, itupun dikerjakan sendiri tanpa bantuan orang lain,” imbuhnya.
Dia berharap, kali ini tenaman tembakaunya bisa berduaan tebal dan lebar sehingga pabrikan yang menerima hasil panennya bisa membeli dengan harga tinggi.
“Harapannya begitu,” tukasnya singkat. (*Wed)