Suaradesa.co – Petani Cabai di Desa Ngampel, Kecamatan Kapas, Kabupaten Bojonegoro, Jawa Timur, terpaksa gigit jari meski memasuki masa panen. Pasalnya, harga jual cabai merah di pasaran terjun bebas.
Padahal, dari sisi kualitas salah satu komoditas unggulan tersebut sangat bagus. Kondisi ini diduga akibat merebaknya wabah Virus Corona (Covid-19) yang hampir melanda seluruh daerah di Indonesia.
Salah satu petani, Karyono (40), mengaku, jika panen kali ini menghasilkan 5 kuintal cabai merah. Namun harga per kilogramnya hanya berkisar Rp11.000 per kilogram.
“Sebelumnya, atau satu bulan yang lalu mampu tembus Rp45.000 per kilogramnya,” tegasnya, Rabu (13/5).
Tidak hanya harga yang terjun bebas, hasil panen di sawah yang dekat dengan Lapangan Sukowati Pad B ini, ternyata tidak mampu diserap maksimal oleh pasar lokal. Sehingga, Karyono terpaksa menjual cabai merahnya ke luar daerah.
“Dari 5 kuintal, hanya dua kuintal saja yang bisa saya jual di Bojonegoro, sisanya keluar daerah,” tandasnya.
Petani lainnya, Komari (55), juga mengeluhkan hal yang sama. Selain harga turun, dia terpaksa menjual panenan cabai merahnya ke daerah lain.
“Ada yang ambil dari Ponorogo, harganya kurang lebih sama. Lebih tinggi sedikit dibanding jual di lokalan saja,” tukasnya.
Pihaknya berharap, Virus Covid-19 segera berakhir dan kondisi menjadi normal kembali. Selain karena biaya produksi yang tinggi dan tidak sesuai dengan pendapatan.
“Saya merugi kali ini, tapi semoga ada hikmahnya,” pungkasnya. (*Sar)