Bojonegoro – Kekalahan beruntun yang dialami Persibo Bojonegoro pada putaran kedua Liga 2 Pegadaian 2024-2025 mulai memicu gejolak di kalangan suporter dan masyarakat pecinta sepak bola.
Meskipun tetap memimpin klasemen sementara dengan 17 poin, performa menurun setelah Pilkada menimbulkan spekulasi mengenai komitmen manajemen tim kebanggaan Bojonegoro ini.
Kekalahan pertama terjadi saat bertandang ke markas Gresik United, Jumat (15/11/2024). Persibo harus menyerah 1-0 melalui gol pada menit ke-88. Tak lama berselang, kabar mengejutkan datang dari pelatih Regi Aditya yang memutuskan mundur dari jabatannya.
Penyebab pasti pengunduran diri Regi—yang sebelumnya sukses membawa PS Biak promosi ke Liga 1—tidak terkonfirmasi dengan jelas, sehingga memicu berbagai opini liar.
Kekalahan kedua menambah luka. Bermain di Stadion Letjen H. Sudirman, Minggu (1/12/2024), Persibo kembali tumbang, kali ini dari Persipura Jayapura dengan skor 2-3.
Kekalahan di hadapan pendukung sendiri menjadi pukulan telak, terutama di tengah transisi pelatih baru, Kahudi.
Spekulasi Pascapilkada
Di media sosial, kekalahan ini dikaitkan dengan hasil Pilkada. Banyak pihak menuding bahwa perhatian manajemen terhadap Persibo mulai berkurang setelah momentum politik selesai.
Suporter pun bereaksi keras, menuntut perbaikan performa sekaligus menyoroti dugaan melemahnya komitmen manajemen terhadap target promosi ke Liga 1.
Namun, di tengah spekulasi tersebut, beberapa pengamat meminta publik untuk lebih objektif. Kekalahan Persibo di dua laga terakhir dinilai masih wajar.
Gresik United, sebagai tuan rumah, bermain dengan semangat tinggi, sementara Persipura merupakan tim besar dengan pengalaman panjang di Liga 1. Meski begitu, suporter tetap berharap manajemen segera berbenah untuk mengembalikan performa terbaik tim.
Harapan untuk Kebangkitan
Dalam konteks olahraga, menang dan kalah adalah hal biasa. Namun, dengan sisa pertandingan yang masih panjang, Persibo memiliki peluang besar untuk memperbaiki performa dan kembali mengejar target promosi.
Dukungan suporter yang selama ini solid diharapkan terus berlanjut tanpa menciptakan tekanan negatif yang justru merugikan tim.
Kekalahan ini seharusnya menjadi momen refleksi bagi manajemen dan pemain untuk meningkatkan kerja sama dan fokus pada pertandingan berikutnya.
Jika berhasil bangkit, Laskar Angling Dharma masih berpeluang besar untuk mengukir prestasi di kancah nasional.
“Semoga spekulasi negatif ini berhenti hanya sebagai asumsi. Kecintaan suporter adalah kekuatan, bukan penghalang,” ujar salah satu pendukung setia Persibo, Adrian.(rin)