Berita UtamaKabar Kota

Perajin Tas Daun Pandan Tondomulo Banjir Pesanan

189
×

Perajin Tas Daun Pandan Tondomulo Banjir Pesanan

Sebarkan artikel ini

Suaradesa.co (Bojonegoro) – Kesibukan ibu-ibu warga Desa Tondomulo, Kecamatan Kedungadem, Kabupaten Bojonegoro, Jawa Timur, masih nampak sama seperti hari-hari biasa. Yakni, menjemur daun pandan yang sudah dipotong dan dihilangkan duri-durinya. Namun, daun-daun pandan tersebut tidak lagi diproduksi menjadi tikar.

Adanya pelatihan yang diberikan oleh Pemerintah Kabupaten Bojonegoro, membuat semua ibu-ibu rumah tangga tersebut memiliki kreatifitas lainnya.

Rinawati (45) misalnya, sejak remaja sudah membantu orangtuanya membuat tikar dari daun pandan. Sehingga, ilmu menganyam dimanfaatkan hingga menikah dan memiliki dua anak.

“Baru sekarang benar-benar mendapatkan pelatihan dan pendampingan dari Pemkab Bojonegoro,” tukasnya, Rabu (25/11/2020).

Baca Juga :  Kades Pejambon Launching Rumah Makan Bale Raden Wijaya

Jika satu hari mampu membuat 5-10 tikar dengan berbagai ukuran, kini Rina, sapaan akrabnya mampu membuat berbagai macam bentuk anyaman dari daun pandan seperti tas, dompet, kotak tissue dan masih banyak lagi.

“Kami sekarang hampir setiap hari memproduksi tas dari daun pandan. banyak pesanan dari orang-orang dinas,” imbuhnya.

Dirinya menyampaikan ucapan terimakasih kepada Bupati Bojonegoro, Anna Mu’awanah yang sudah menggalakkan industri rumahan ramah lingkungan yang baru kali dilaksanakan di desanya.

Begitu juga dengan Rahayu (40), yang merasa senang bisa mengembangkan bakatnya selain membuat tikar di rumah. Selama bertahun-tahun, bersama ibunya yang sudah berusia senja, ia menggantungkan hidup dari membuat dan menjual tikar.

Baca Juga :  Pertamina EP Sukowati Field Gelar Workshop

“Iya, kami sekeluarga dari dulu jualan tikar,” tukasnya.

Harga tikar, kata Rahayu bermacam-macam, mulai dari Rp35.000 sampai dengan Rp50.000. Penjualan tikar tidak hanya dari dalam Bojonegoro tetapi juga luar Bojonegoro.

“Sudah ada pelanggan tetap yang mengambil barang dari saya,” imbuhnya.

Dia berharap, hasil kerajinan tersebut juga tidak kalah dengan penjualan tikar yang memiliki pangsa pasar sendiri meski tidak lagi seramai dulu.

“Ya semoga saja, pesanan kerajinan dari daun pandan ini mengalir terus dan meningkatkan pendapatan kami semua,” pungkasnya.(*nue)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *