Suaradesa.co (Bojonegoro) – Pemerintah Kabupaten Bojonegoro berhasil menurunkan kemiskinan ekstrem lebih cepat dibanding provinsi dan Nasional. Bojonegoro masuk peringkat 7 sebagai kabupaten dengan prosentase penurunan kemiskinan ekstrem terbesar se-Jawa Timur.
Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Bojonegoro M. Anwar Mukhtadlo menjelaskan, untuk mencapai hasil tersebut, telah dilakukan beberapa upaya diantaranya melalui pengurangan pengeluaran, peningkatan pendapatan dan pembangunan kewilayahan.
Pemkab Bojonegoro juga telah melakukan berbagai program, diantaranya bisa melalui BPNT Daerah, Universal Health Coverage (UHC), Aladin (atap, lantai, dinding), Rantang Kasih Moe yang diberikan setiap hari Jumat kepada para orang tua yang sudah lanjut usia, dan program santunan duka (Sanduk).
Selain itu juga Bansos Yatim serta berbagai macam beasiswa, seperti beasiswa pendidikan, beasiswa scientist, beasiswa dua sarjana satu desa, serta bantuan beasiswa tugas akhir.
“Sedangkan untuk upaya peningkatan pendapatan bisa melalui revitalisasi pasar, stimulan BUMDES, KPP Mikro dan ultra mikro serta Program Petani Mandiri (PPM),” jelasnya, Kamis (27/10/2022).
Untuk pembangunan kewilayahan, Pemkab Bojonegoro membuat Program Bantuan Keuangan Desa (BKD) jalan, jembatan antar kabupaten, penambahan modal PDAM, sertifikasi tanah untuk masyarakat miskin, bantuan listrik untuk keluarga miskin.
“Kabupaten Bojonegoro juga lebih dahulu melakukan pendataan mandiri mulai Januari 2022 mendahului Inpres No 4 Tahun 2022,” lanjutnya.
Di tahun 2022 ini, Kabupaten Bojonegoro berhasil menurunkan 1,10 persen. Persentase ini lebih banyak daripada capaian nasional yang berhasil menurunkan 0,10 persen dan provinsi menurunkan 0,43 persen.
Berdasarkan data Bappeda, di 2020 angka kemiskinan ekstrem di Bojonegoro sebanyak 4,76 persen atau 59.020 jiwa. Angka kemiskinan ini diatas persentase Provinsi 4,4 persen dan nasional 3,9 persen.
Namun, Kabupaten Bojonegoro mampu turun drastis pada 2021. Terbukti jumlah kemiskinan ekstrem di Bojonegoro turun menjadi 36.140 jiwa atau 2,88 persen.
Angka kemiskinan ekstrem ini turun kembali di tahun 2022 menjadi 22.430 jiwa atau 1,78 persen.
Selain itu, Pemkab Bojonegoro juga telah melakukan pendataan mandiri bersinergi dengan stakeholder terkait.
“Kita mencari solusi bersama dalam mengatasi permasalahan yang menghambat percepatan penangananan angka kemiskinan ekstrem di Kabupaten Bojonegoro,” pungkasnya. (rin)