Bojonegoro- Musim kemarau panjang yang melanda wilayah Desa Ngradin, Kecamatan Padangan, ternyata telah mengakibatkan tiga embung di daerah tersebut mengalami surut total. Kondisi ini menjadi sorotan masyarakat sekitar, yang selama ini mengandalkan embung sebagai sumber air.
Kepala Desa Ngradin, Ngatemin, menjelaskan bahwa di desanya terdapat tiga embung yang biasanya selalu penuh dengan air segar. Namun, dampak kemarau yang berkepanjangan telah menyebabkan embung-embung tersebut mengering sepenuhnya.
“Kondisi ini disebabkan oleh kemarau yang berlangsung cukup lama. Air di tiga embung Desa Ngradin telah surut total,” ungkap Kepala Desa Ngatemin saat ditemui oleh wartawan, Selasa (24/10/2023).
Meskipun menjadi kabar yang sedikit mengkhawatirkan, Kepala Desa Ngradin melihat sisi positif dalam situasi tersebut. Ia menekankan bahwa masyarakat sekitar dapat memanfaatkan embung yang kering ini untuk bercocok tanam, terutama tanaman sayuran seperti lombok dan kangkung.
“Hal ini diharapkan dapat memberikan manfaat ekonomi bagi keluarga-keluarga di sekitar desa,”tukasnya.
Tidak hanya itu, dalam upaya meningkatkan ketersediaan air untuk pertanian dan kesejahteraan masyarakat, pemerintah Desa Ngradin juga telah bergerak cepat. Mereka tengah membangun embung baru sebagai langkah konkret untuk mengatasi masalah kekurangan air.
“Dengan embung baru ini, kami berharap dapat lebih mendukung pertanian masyarakat sekitar, khususnya para petani. Saat ini, kami memiliki empat embung, dan semoga ini dapat membantu meningkatkan kesejahteraan masyarakat kami,” tandas Kepala Desa Ngradin dengan harapan besar untuk masa depan desanya
Terpisah, salah satu warga setempat Parmin (45) mengatakan jika embung yang surut dijadikan ruang untuk hiburan. Terutama pada sore hari menjadi tempat favorit bagi anak muda untuk bersantai dan menikmati keindahan pemandangan alam.
“Karena tidak ada airnya, dijadikan tempat bermain dan warga lain melepas lelah setelah seharian bekerja,”pungkasnya. (fa/rin)