Suaradesa.co (Bojonegoro) – Berawal dari kesadaran warga untuk menciptakan hidup sehat, para peternak sapi di Dusun Ngembak, Desa Setren, Kecamatan Ngasem, Kabupaten Bojonegoro, berinisiatif memindahkan kandang ternaknya jauh dari pemukiman.
Warga tak mungkin meninggalkan usaha ternak sapi yang menjadi penopang ekonomi keluarga, sehingga mereka memutuskan untuk membuat satu kelompok peternak dan membangun kandang sapi komunal yang terpisah dari pemukiman.
Tahun 2015, para peternak yang tergabung dalam Kelompok Tani ternak (Kelomtanak) mulai merintis kampungnya menjadi desa ternak yang sehat. Bermula dari Perhutani Kesatuan Pemangkuan Hutan (KPH) Ringinanom bersama Lembaga Masyarakat Desa Hutan (LMDH) Desa Setren bekerjasama untuk mengembangkan usaha Silvopastura berupa ternak sapi.
Hilmi (33) salah seorang anggota kelompok ternak mengatakan, berdirinya klompok ternak di tanah Perhutani ini sudah tujuh tahun, berawal dari dua puluh ekor bibit sapi jawa kecil dan beranggotakan dua puluh orang.
“Yang memelihara sapi Jawa ini kan sangat sedikit, klompok ternak di sini itu kalau bisa di suruh melestarikan sapi Jawa, dan di bulan Agustus tahun 2019, Alhamdulillah sapi kami dapat juara umum kontes sapi Jawa di Dologgede,” katanya.
Gunari (50) bendahara klompok ternak juga mengatakan, klompok ternak ini milik lembaga, awal mulanya di sini ada lima kandang berisikan sapi 20 ekor dan 20 anggota. Perkembangan sapi di sini sudah seratus persen, yang awalnya kecil kecil selama tujuh tahun sudah beranak pinak menjadi 50 lebih.
“Di sini itu kalau dari awal gak di jual ya mungkin ada 60an lah, kalau jumlah sapi yang masih di rawat di sini jumlahnya 30 ekor,” katanya kepada awak media.
Bambang (65) mengatakan, untuk perawatan sapi-sapi di sini diberi makan dua kali satu hari pagi sama sore menjelang magrib, minum juga dua kali. Selain itu, kandang wajib dibersihkan setiap hari.
“Untuk pakannya sendiri kami kasih rumput gajah setiap hari, sedangkan kalau sudah kemarau kami nyetok jerami,” terang bapak paruh baya ini.(sya)