Suaradesa.co (Bojonegoro) – Dinas Kesehatan Pemerintah Kabupaten Bojonegoro, Jawa Timur, menyampaikan, jika berdasarkan Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2018, Indeks Pembangunan Kesehatan Masyarakat (IPKM) Bojonegoro berada di urutan 17 dari 38 kabupaten/kota di Jawa Timur.
Kepala Dinas kesehatan, Ani Pudjiningrum, mengatakan, secara nasional IPKM di Bojonegoro berada di rangking 105 dari 514 kabupaten/kota di Indonesia.
“IPKM 2018 dihitung dengan menggunakan model IPKM yang dikembangkan tahun 2013,” ujarnya, Selasa (24/11/2020).
Dia menjelaskan, jika IKPM ini diketahui setiap lima tahun sekali berdasarkan 30 indikator kesehatan yang dikelompokan menjadi 7 sub indeks. Diantaranya Kesehatan Balita, Kesehatan Reproduksi, Pelayanan Kesehatan, Perilaku Kesehatan, Penyakit Tidak Menular, Penyakit Menular, dan Kesehatan Lingkungan.
“Mengacu pada Renstra Kementerian Kesehatan yang menjadi patokan dalam penyelenggaraan program pembangunan kesehatan, maka program prioritas nasional dalam pembangunan derajat kesehatan adalah Angka Kematian Ibu (AKI), Angka Kematian Bayi (AKB) dan Balita Stunting,” tegasnya.
Berdasarkan data, lanjut Ani, capaian AKI Kabupaten Bojonegoro tahun 2019 sebesar 149,67 per 100.000 Kelahiran Hidup. Sedangkan capaian Jawa Timur sebesar 91,45 per 100.000 Kelahiran Hidup.
Sementara per-November 2020, AKI sebanyak 28 orang, AKB 126 orang, dan stunting 6,87. Dari 28 kasus AKI itu 14 di antaranya disebabkan akibat kehamilan usia subur resiko tinggi.
Untuk Indikator AKB dan stunting, hingga Bulan November tidak menjadi masalah. Berbagai upaya telah dilakukan oleh Pemerintah Kabupaten Bojonegoro untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat.(*ror)