Suaradesa.co (Bojonegoro) – Kurangnya edukasi mengenai penularan HIV membuat sebagian masyarakat menjauhi pengidap HIV. Padahal, penularannya tidak semudah itu. HIV tidak menular melalui air liur, keringat, sentuhan, ciuman, gigitan nyamuk atau bekas toilet. Tapi lebih kepada kontak cairan tubuh seperti darah dan sperma lewat perilaku seksual dan penggunaan jarum suntik.
HIV atau human immunodeficiency virus adalah virus yang menyerang sistem kekebalan tubuh. HIV bisa berakibat fatal jika tidak diobati dan bisa menular dalam keadaan tertentu. Itu sebabnya penting untuk mengetahui dengan benar cara penularan HIV, sehingga Anda tidak tertular penyakit ini.
Mengenali Beragam Cara Penularan HIV
Pada dasarnya, HIV dapat ditularkan melalui cairan tubuh, termasuk darah, air mani, cairan vagina, dan air susu ibu yang terinfeksi HIV. Siapa pun dari segala usia, ras, maupun jenis kelamin bisa terinfeksi HIV, termasuk bayi yang lahir dari ibu dengan HIV.
Beberapa metode penularan HIV antara lain adalah melalui:
1. Hubungan seks
Penularan HIV dapat terjadi melalui hubungan seksual tanpa kondom, baik itu melalui vagina, anal, maupun seks oral. Selain itu seseorang yang suka berganti-ganti pasangan seksual juga lebih berisiko untuk terkena HIV.
2. Penggunaan jarum suntik
HIV dapat ditularkan melalui jarum suntik yang terkontaminasi darah orang yang terinfeksi HIV. Berbagi pakai jarum suntik atau menggunakan jarum suntik bekas membuat seseorang berisiko sangat tinggi tertular penyakit, termasuk HIV.
3. Kehamilan, persalinan atau menyusui
Seorang ibu yang terinfeksi HIV dan mengandung atau menyusui berisiko tinggi untuk menularkan HIV kepada bayinya. Penting untuk berkonsultasi dengan dokter jika Anda adalah penderita HIV yang tengah hamil agar risiko penularan HIV pada bayi bisa ditekan.
4. Transfusi darah
Dalam sebagian kasus, penularan HIV juga bisa terjadi melalui transfusi darah. Namun, kejadian ini semakin jarang terjadi karena adanya penerapan uji kelayakan donor, termasuk donor darah, organ ataupun donor jaringan tubuh. Dengan pengujian yang layak, penerima donor darah memiliki risiko yang rendah untuk terinfeksi HIV.
Kepala Dinas Kesehatan Bojonegoro Ani Pujdiningrum Memberikan beberapa cara /tips agar bisa mencegah Penularan HIV. Ia menuturkan, sampai saat ini belum ada obat ataupun vaksin yang dapat mencegah dan menyembuhkan infeksi HIV/AIDS. Namun bagi penderita infeksi HIV, ada upaya yang dapat dilakukan untuk mengendalikan infeksi tersebut, yaitu mengonsumsi obat antiretroviral sesuai dosis yang disarankan dokter.
“Obat tersebut akan membantu menekan aktivitas virus dalam tubuh, sehingga penderita HIV memiliki harapan untuk berumur lebih panjang, hidup lebih sehat, dan mampu memperkecil risiko dalam menularkan HIV kepada pasangan,” jelas Ani.
Selain itu, yang tidak kalah penting adalah mencegah penularan HIV sejak awal. Bagaimana caranya? Berikut ini adalah langkah-langkah yang bisa Anda lakukan:
1. Gunakan kondom setiap kali berhubungan seks.
2. Hindari perilaku seksual yang berisiko misalnya Anal seks
3. Hindari penggunaan jarum bekas
4. Lakukan pre-exposure prophylaxis (PrEP)
Ani juga menekankan pentingnya hal ini kepada para masyarakat Bojonegoro yang memiliki lebih dari satu pasangan seksual, terutama yang memiliki pasangan dengan HIV positif, pengguna jarum suntik yang berisiko dalam 6 bulan terakhir, atau mereka yang sering berhubungan seksual tanpa pengaman. Pemahaman dan stigma yang salah mengenai penularan HIV merupakan salah satu kendala dalam penanggulangan penyakit ini.
“Untuk mendapatkan informasi lebih lanjut dan pemeriksaan dini terkait HIV, Anda bisa berkonsultasi dengan dokter atau bisa berkonsultasi dengan pihak Dinas Kesehatan Kabupaten Bojonegoro,” pungkasnya.(*Zi)