Reporter: Ahmad Fauzi
Suaradesa.co (Bojonegoro) – Kampoeng Thengul, gerakan kebudayaan yang diinisiasi warga Dusun Kedungkrambil, Desa Sumberjo, Kecamatan Margomulyo, Kabupaten Bojonegoro dinobatkan sebagai salah satu penerima hibah dana Festival Dokumenter Budi Luhur (FDBL) 2022.
Dalam acara screening dan awarding FDBL 2022 yang di gelar di Perpustakaan Nasional Republik Indonesia (RI) film Dokumenter bertajuk “Sebuah Asa dari Kampoeng Thengul” karya para pemuda Margomulyo, Bojonegoro itu dinobatkan sebagai predikat terbaik 3 dalam Festival Dokumenter Nasional itu, Rabu (29/3/2023).
FDBL tahun 2022 yang diselenggarakan oleh Universitas Budi Luhur pada November tahun lalu itu, terdiri dari serangkaian proses seleksi. Mulai dari penerimaan proposal, pitching forum, hingga penentuan empat proposal terbaik yang berhak mendapatkan pendanaan.
Salah satunya yaitu, proposal dari Kampoeng Thengul yang ditulis oleh Wintari untuk submisi FDBL 2022, dengan tema Kearifan Lokal proposal tersebut, berhasil merebut hati para juri.
Penulis Naskah sekaligus Proposal Film Dokumenter tersebut, Wintari mengungkapkan, film tersebut mulai digarap naskahnya sejak November tahun lalu, kemudian pada Februari proses produksi filmnya, dan rampung digarap pada bulan Maret lalu.
“Jadi sebenernya film ini prosesnya panjang sekali. mulai lombanya adalah lomba ide cerita lalu naskah, pitching forum, dan seterusnya sampai akhirnya lolos pendanaan dan jadi finalis,” ungkap perempuan yang juga menjabat perangkat desa setempat itu.
Dengan proses shoot yang memperlukan banyak take hingga materi terkait Kampoeng Thengul maupun Thengul secara umum. Sehingga dalam film tersebut menampilkan kehidupan warga setempat, latihan tari, latihan karawitan, dan wayang thengul itu sendiri.
“Tentunya sampai ke budayawan yang paham betul tentang wayang thengul itu kami jadikan narasumber dalam film itu,” katanya.
Usai menyabet predikat terbaik 3, film berdurasi sekitar 17 menit tersebut akan memulai episode baru yakni, pendistribusian dan penayangan di acara-acara selanjutnya. Selain itu, Wintari juga berharap agar film tersebut dapat menjangkau penonton yang banyak.
“Karena kami ada MoU dengan Univ. Budi Luhur, untuk jangka waktu 2 tahun ke depan hak pendistribusiannya ada di mereka. Jadi akan diikutkan di festival ataupun kegiatan lain itu hak mereka,” pungkasnya. (fa)