Bojonegoro – Persiapan acara Kirab Santri di Bojonegoro mengungkap dugaan ujaran kebencian yang diduga terjadi selama kepemimpinan Bupati Bojonegoro periode 2018-2023, Anna Mu’awanah. Meski tanpa menyebut nama, Kementerian Agama (Kemenag) Bojonegoro secara tegas menyampaikan bahwa program Kirab Santri baru kali ini dapat direalisasikan setelah hampir 5 tahun mengajukannya.
Rapat persiapan yang melibatkan seluruh peserta kirab santri, Jumat (27/10/2023) di alun-alun Bojonegoro, membahas dugaan ujaran kebencian tersebut.
Kasi Pontren, Sun’an bersama dengan Kepala Kemenag, Abdul Wakhid, secara bergantian mengungkapkan jika acara kirab santri selama hampir 5 tahun tidak pernah disetujui oleh Pemkab Bojonegoro.
Dalam forum yang dihadiri oleh puluhan pengurus yayasan pondok pesantren, lembaga pendidikan Islam, dan kepala desa, pihak Kemenag membandingkan kepemimpinan Bupati saat ini, Pj Bupati Adriyanto, dengan bupati sebelumnya.
Mereka berpendapat bahwa Pj Bupati Adriyanto sangat mendukung Islam dengan memberikan dukungan untuk acara kirab santri, sementara bupati sebelumnya dinilai tidak memberikan dukungan serupa.
Menariknya, para peserta rapat dijanjikan bahwa Bosda untuk guru Madrasah Diniyah (Madin) akan segera dicairkan setelah mengikuti kirab santri. Janji ini disambut dengan ucapan rasa syukur dari seluruh peserta. Namun, tidak semua peserta merasa senang dengan pernyataan ini.
Seorang peserta menyayangkan pernyataan tersebut. Menurutnya, pernyataan dalam forum tersebut dianggap tidak tepat dan bisa menimbulkan prasangka buruk pada Bupati Bojonegoro sebelumnya, Anna Mu’awanah.
“Meski tidak menyebut nama tapi ya jelas kalau itu arahnya pada Bu Anna (Bupati Bojonegoro periode 2018-2023),”tukasnya yang mewanti-wanti tidak menyebutkan identitasnya.
Kepala Kemenag Bojonegoro, Abdul Wakhid, membantah semua pernyataan dalam rapat, dia menegaskan bahwa selama tujuh bulan menjabat, mengajukan acara kirab santri sebanyak empat kali dan baru kali ini diakomodir oleh bupati saat ini.
“Tidak ada yang bilang lima tahun tidak diakomodir, saya saja baru menjabat tujuh bulan,”elaknya.
Terkait pencairan Bosda pada guru Madin setelah kirab santri, Abdul Wakhid menjelaskan bahwa itu hanya untuk penyemangat peserta acara kirab.
“Itu kan biar para pesertanya jadi semangat ikut acara kirab nanti,”pungkasnya.
Seperti diketahui, Pemkab Bojonegoro akan menggelar kirab santri pada Minggu (29/10/2023) besok. Rencananya ribuan santri akan dilibatkan dalam acara tesebut. (rin/zen)
Permohonan maaf dari redaksi sebelumnya menuliskan nama Kasi Pontren Kemenag Bojonegoro bernama Zainal Arifin, saat ini dijabat oleh Sun’an.