Suaradesa.co (Tondomulo) – Bupati Bojonegoro, Jawa Timur, Anna Muawanah, tengah menggalakkan industri rumahan yang ramah lingkungan. Salah satunya di Desa Tondomulo, Kecamatan Kedungadem.
Sebagian besar warga di desa yang letak geografisnya berada di ujung timur wilayah Bojonegoro ini, banyak yang mulai memproduksi barang berbahan dasar daun pandan.
Bupati Bojonegoro, Anna Mu’awanah telah memberikan instruksi kepada seluruh stakeholder agar berbelanja baik makanan, minuman, handycraft dan produk industri dari masyarakat pedesaan dan sentra-sentra industri rumahan.
“Seperti di Desa Tondomulo, banyak warga yang memproduksi kerajianan tangan seperti tas dari daun pandan,” ujarnya kepada Suaradesa.co, Selasa (24/11/2020).
Terlebih sekarang ini, berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik (BPS) di tengah kondisi Pandemi Covid-19 terjadi penurunan daya beli masyarakat. Bahkan, belanja pemerintah yang konstan lebih tinggi.
“Termasuk belanja pemerintah Kabupaten Bojonegoro, oleh sebab itu kami minta semua memanfaatkan produk lokal,” tegasnya.
Sementara itu, Kepala Dinas Perindustrian dan Tenaga Kerja, Welly Fitrama, menyampaikan, inovasi Bupati Anna Mu’awanah dalam menggalakkan untuk mencintai, menggunakan dan membeli produk rumahan Bojonegoro yang ramah lingkungan (home industry,-red) merupakan upaya dalam menumbuhkan dan membangkitkan ekonomi masyarakat pedesaan khususnya keluarga.
“Juga agar bisa bertahan dalam kondisi saat ini sekaligus membangun pondasi ekonomi tingkat bawah. Yang nantinya juga menjadi pondasi pertumbuhan ekonomi Kabupaten Bojonegoro,” tegasnya secara terpisah.
Peran masyarakat sebagai pelaku industri kecil makanan dan minuman, handycraft serta industri kreatif juga sangat vital. Khususnya dalam peningkatan SDM, kualitas produk dan Marketing.
Peran tersebut juga diperlukan sinergi antara pemerintah Kabupaten, Kecamatan, Desa dan sektor swasta dalam pemberdayaan. Diantaranya melalui pelatihan, bantuan modal, peralatan dan menjadi bapak angkat industri kecil.
Ketua Tim Penggerak (TP) PKK Desa Tondomulo, Sun Handayani, mengaku, sejak adanya instruksi Bupati Anna, warga di desanya setiap hari kebanjiran orderan tas dan dompet wanita.
“Kebanyakan digunakan untuk acara kedinasan. Banyak yang kotak makan dan snack diwadahi tas dari hasil karya warga kami. Kebanyakan ya ibu-ibu rumah tangga,” imbuhnya.
Dikatakan, selain memproduksi berbagai macam produk tas dan dompet, perajin juga mulai menerima pesanan dari luar kota meski jumlahnya masih terbatas.
“Modelnya juga macam-macam, tergantung permintaan,” tandasnya.
Wanita berhijab ini mengaku dengan banyaknya pemesanan tersebut, otomatis meningkatkan perekonomian masyarakatnya. Terlebih, dahulu hanya memproduksi tikar untuk kebutuhan rumah tangga dan keperluan pemakaman. (*ror)