Suaradesa.co (Bojonegoro) – Berawal dari IG Bupati Bojonegoro, Anna Mu’awanah yang mengajak masyarakat untuk memanfaatkan lahan pekarangan ditanami sayur mayur dan buah-buahan, Mochamad Faiz Kholili mampu meraup pundi-pundi rupiah.
Bagaimana tidak, ajakan Bupati Wanita pertama di Bojonegoro tersebut akhirnya diwujudkan dengan membudidayakan sayuran organik di pekarangan rumahnya.
Awalnya, Faiz menanam sayuran organik untuk dikonsumsi sendiri. Bahkan, melalui buku dan panduan dari berbagai sumber seperti internet, pria 31 tahun ini bisa membuat bibit sayur dan buah-buahan sendiri.
“Sebenarnya saya tidak hobi menanam, tapi lihat IG nya Bu Anna jadi terinspirasi. Akhirnya mulailah saya menanam di polybag Januari 2020 lalu,” ujarnya kepada Suaradesa.co, Sabtu (14/6/2020).
Adapun sayuran organik yang dibudidayakan tersebut antara lain, tomat, cabai, bungkul (bunga kol), kubis, selada, sawi, terong dan lain-lain. Faiz menggunakan media polybag dan pot untuk menanam sayuran organiknya.
“Selama ini tidak ada kendala apapun dalam membudidayakan sayuran organik. Karena saya membuatnya sesimple mungkin. Jadi, merawatnya juga mudah,” tandas Guru di Mts Islahiah Kalitidu, Kecamatan Kalitidu ini.
Warga Desa Jampet, Kecamatan Ngasem, ini mengaku, banyaknya tanaman di pekarangannya yang tumbuh subur akhirnya mencoba untuk memposting di Media Sosial melalui Facebook.
“Ternyata direspon oleh salah satu anggota Dewan Riset Daerah Bojonegoro, Dian Krisna Yudi. Beliau mendukung saya untuk giat menjualnya melalui medsos,” ujarnya.
Tidak hanya itu, Dian Krisna bahkan memborong semua dagangannya berupa bibit dan sayuran organiknya untuk ditawarkan di Medsos milik Dian. Ternyata, banyak yang berminat dan akhirnya ikut membeli langsung ditempatnya.
“Dari postingan dan bantuan Mbak Dian juga, akhirnya banyak yang mengenal saya,” tandasnya.
Awalnya, setiap bulan mampu menjual 200 polybag tanaman baik berupa sayuran maupun buah-buahan. Sekarang bisa lebih, meski pemasarannya masih sebatas dalam kota Bojonegoro.
“Kalau penjualan bibit sudah kemana-mana bahkan seluruh Indonesia,” tandas pria yang 12 tahun mengabdi menjadi guru ini.
Lulusan Universitas Darul Ulum Jombang ini mengaku, harga per slip untuk bibit tanaman adalah Rp2000-Rp5000. Sementara untuk tanaman baik sayuran maupun buah-buahan per polybag antara Rp15.000-Rp30.000 tergantung jenis tanaman.
“Setiap bulannya saya mendapatkan kurang lebih Rp3 juta. Itu belum bersih,” tegasnya.
Keberhasilannya dalam memanfaatkan pekarangan rumah menanam sayuran maupun buah-buahan di polybag atau pot diharapkan mampu ditiru masyarakat lainnya.
Terlebih, kondisi Pandemi Covid-19 yang membuat perekonomian menurun. Dengan membudidayakan tanaman dalam polybag,
selain bisa dimanfaatkan sendiri juga bisa dijual untuk meningkatkan pendapatan.
“Apalagi jika Pemerintah Daerah mendukung adanya pelatihan budidaya tanaman seperti ini, bisa jadi masyarakat Bojonegoro mampu memproduksi sayuran dan buah-buahan organik yang juga menyehatkan,” pungkasnya. (*Wed)