Kesehatan

PMI Bentuk Sekolah Siaga Bencana di Kabupaten Buru Selatan

423
×

PMI Bentuk Sekolah Siaga Bencana di Kabupaten Buru Selatan

Sebarkan artikel ini
PMI Bentuk Sekolah Siaga Bencana di Kabupaten Buru Selatan
PMI Bentuk Sekolah Siaga Bencana di Kabupaten Buru Selatan

Suaradesa.co – Palang Merah Indonesia (PMI) Provinsi Maluku mengambil langkah proaktif dalam mengurangi risiko bencana dengan membentuk Sekolah Siaga Bencana (SSB) di Kabupaten Buru Selatan.

Program ini merupakan bagian dari Communities Ready to Act (CoRTA) yang didukung oleh PMI Pusat dan American Red Cross (AmCross), bertujuan meningkatkan kesiapsiagaan masyarakat dalam menghadapi potensi bencana, terutama di daerah sekitar Daerah Aliran Sungai (DAS) yang rentan terhadap banjir dan abrasi.

Program ini mencakup delapan sekolah di Kabupaten Buru Selatan, yaitu:
• SDN 01 Leksula (Desa Leksula)
• SDN 02 Leksula (Desa Waenama)
• SDN 03 Leksula (Desa Nalbesy)
• SDN 05 Leksula (Desa Neath)
• SDN 06 Leksula (Desa Liang)
• SDN 06 Waesama (Desa Simi)
• SDN 10 Namrole (Desa Namrinat)
• SD Inpres 23 Namrole (Desa Waefusi)

Menurut Koordinator Lapangan PMI Provinsi Maluku, Liberth Salakory, program ini tidak hanya berfokus pada peningkatan kapasitas sekolah dalam menghadapi ancaman bencana, tetapi juga pada penguatan sistem mitigasi di lingkungan sekolah.

“Kami melakukan berbagai inisiatif, mulai dari pembentukan Tim Pengurangan Risiko Bencana (PRB) di sekolah, kajian risiko, pelatihan kesiapsiagaan bencana, pemasangan rambu evakuasi, hingga instalasi Early Warning System (EWS). Semua ini bertujuan agar sekolah lebih siap dalam menghadapi potensi bencana,” jelasnya.

Salah satu sekolah penerima manfaat, SDN 03 Leksula, merasakan perubahan signifikan setelah program ini berjalan. Nardionde, perwakilan SDN 03 Leksula, menuturkan bahwa sebelumnya, jika terjadi bencana, siswa langsung dipulangkan tanpa prosedur yang jelas.

“Dengan adanya pendampingan dari PMI, kini sekolah memiliki Tim PRB, SOP penanganan bencana, serta pelatihan kesiapsiagaan bagi siswa dan guru. Harapan kami, warga sekolah bisa lebih siap dan berperan aktif dalam mitigasi bencana,” katanya.

Ia juga menyoroti pentingnya pengawasan terhadap aktivitas masyarakat di sekitar DAS.

“Kami berharap PMI bisa mengeluarkan imbauan atau larangan bagi masyarakat yang mengambil pasir dan batu di sungai, karena bisa menyebabkan abrasi dan meningkatkan risiko bencana,” tambahnya.

Pembentukan Sekolah Siaga Bencana di Kabupaten Buru Selatan diharapkan tidak hanya meningkatkan kesiapan sekolah dalam merespons bencana, tetapi juga memberikan edukasi kepada masyarakat sekitar mengenai pentingnya mitigasi.

Dengan adanya langkah-langkah ini, diharapkan risiko bencana di daerah tersebut dapat ditekan, sehingga keselamatan masyarakat dapat lebih terjamin.(fa)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *