Suaradesa.co, Bojonegoro – RSUD Dr. R. Sosodoro Djatikoesoemo mencatatkan pendapatan tertinggi di antara seluruh rumah sakit daerah di Bojonegoro tahun 2024.
Namun, DPRD Bojonegoro mengingatkan agar rumah sakit tidak semata fokus pada keuntungan, melainkan tetap memprioritaskan pelayanan kesehatan yang berkualitas bagi masyarakat.
Berdasarkan data yang dipaparkan dalam rapat pembahasan Rancangan Peraturan Daerah (Raperda) tentang Pertanggungjawaban Pelaksanaan APBD 2024, RSUD Sosodoro mencatatkan pendapatan mencapai Rp274,6 miliar.
Angka tersebut jauh di atas dua rumah sakit daerah lainnya, yaitu RSUD Padangan sebesar Rp48,7 miliar dan RSUD Sumberrejo sebesar Rp33,3 miliar.
Wakil Ketua DPRD sekaligus pimpinan Banggar DPRD Bojonegoro, Mitroatin, menilai tingginya pendapatan RSUD Sosodoro merupakan capaian positif. Namun ia menekankan agar keberhasilan itu tidak membuat rumah sakit terlalu berorientasi pada target pemasukan semata.
“Kami mengapresiasi capaian pendapatan RSUD Sosodoro. Tapi perlu diingat, rumah sakit itu pelayanan, bukan tempat cari untung. Jangan sampai masyarakat merasa kesehatan menjadi mahal atau pelayanannya menurun karena mengejar cuan,” ujarnya.
Ia juga menyoroti pentingnya peningkatan fasilitas dan kompetensi SDM tenaga medis agar sejalan dengan peningkatan kinerja finansial. Menurutnya, keluhan pasien tentang antrean panjang, lambatnya pelayanan, atau mahalnya biaya rawat jalan maupun inap, masih harus menjadi perhatian serius.
Direktur RSUD Sosodoro Janji Evaluasi Layanan
Dikonfirmasi terpisah, Direktur RSUD Dr. R. Sosodoro Djatikoesoemo, Ani Pudjiningrum, menyampaikan bahwa pihaknya akan terus melakukan evaluasi menyeluruh terhadap sistem pelayanan dan pembiayaan.
“Pendapatan yang besar tidak kami jadikan tujuan utama. Itu adalah konsekuensi dari peningkatan jumlah kunjungan dan kepercayaan masyarakat. Fokus kami tetap pada kualitas layanan,” ujar Ani.
Ia menambahkan, pada tahun 2024, RSUD Sosodoro melayani lebih dari 180 ribu kunjungan rawat jalan dan 12 ribu rawat inap. Peningkatan kunjungan ini, menurutnya, menjadi tantangan tersendiri dalam menjaga mutu layanan tetap prima.
Dewan Minta Evaluasi Menyeluruh pada Tiga RSUD
Selain menyoroti RSUD Sosodoro, DPRD juga mendorong evaluasi menyeluruh terhadap pengelolaan dua RSUD lainnya. Dengan pendapatan yang terpaut jauh dari RSUD Sosodoro, DPRD berharap ada pemerataan investasi alat kesehatan, SDM, dan distribusi layanan agar masyarakat di wilayah barat dan timur Bojonegoro tidak selalu bergantung pada rumah sakit pusat.
“Jangan sampai hanya RSUD kota yang unggul, sementara rumah sakit di pinggiran tidak berkembang. Pemerintah daerah harus hadir untuk memastikan akses dan mutu layanan kesehatan merata,” tegas Mitroatin. (red)