Kesehatan

Jokowi Minta Harga Alkes dan Obat-obatan Setara Negara Tetangga

358
×

Jokowi Minta Harga Alkes dan Obat-obatan Setara Negara Tetangga

Sebarkan artikel ini
Ir. Jokowidodo
Ir. Jokowidodo

Jakarta – Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyoroti mahalnya harga alat kesehatan (alkes) dan obat-obatan di Indonesia.

Dalam rapat bersama di Kompleks Istana Kepresidenan Jakarta pada Selasa (2/7/2024), Jokowi meminta jajarannya untuk menekan harga alkes dan obat-obatan agar setara dengan harga di negara-negara tetangga.

“Dia ingin agar harga alat kesehatan dan obat-obatan itu bisa sama dong dengan negara-negara tetangga. Kan kita harga alat kesehatan dan obat-obatan mahal,” kata Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin setelah rapat.

Menurut Budi, harga obat di Indonesia bisa mencapai lima kali lebih mahal dibandingkan dengan Malaysia.

Selain itu, Jokowi juga menekankan pentingnya memperkuat industri obat-obatan dan alkes dalam negeri agar lebih tangguh, terutama jika Indonesia kembali menghadapi pandemi.

Baca Juga :  Pemkab Bojonegoro Akan Bangun 1.766 Unit Sanitasi di 2024

“Beliau pesan obat-obatan dan alat kesehatan industri dalam negeri dibangun supaya bisa lebih di-resilience Indonesia kalau ada pandemi lagi dan dibahas satu per satu,” ujarnya.

Presiden Jokowi juga mempertanyakan penyebab lambatnya kemajuan industri kesehatan dalam negeri. Budi mengungkapkan bahwa hal ini disebabkan oleh inefisiensi jalur perdagangan dan tata kelola.

“Harus dibikin lebih transparan dan terbuka sehingga tidak ada peningkatan harga yang unreasonable atau unnecessary dalam proses pembelian alkes dan obat-obatan. Itu lebih masalah tata kelola dan desain proses pembelian kita itu seperti apa,” jelas Budi.

Akan Perbaiki Tata Kelola
Budi menegaskan bahwa tingginya harga alkes dan obat-obatan di Indonesia dibandingkan dengan Malaysia disebabkan oleh inefisiensi perdagangan serta tata kelola.

Baca Juga :  Polres Tuban Gelar Olahraga Bersama Lintas Sektor

Oleh sebab itu, pemerintah akan melakukan perbaikan tata kelola untuk memastikan transparansi.

“Ada biaya-biaya yang mungkin harusnya tidak harus dikeluarkan. Kan ujung-ujungnya yang beli juga kan pemerintah. Nanti kalau layanan kesehatan ini sekarang hampir semuanya dibayar BPJS.

Jadi balik lagi, kalau mahal pemerintah yang akan bayar. Itu sebabnya kita harus mencari kombinasi yang semurah mungkin,” tutur Budi.

Dengan langkah ini, diharapkan harga alkes dan obat-obatan di Indonesia dapat ditekan sehingga tidak membebani masyarakat dan anggaran negara. (abi/rin)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *