Bojonegoro – Sepanjang hidupnya, Melani Ekawati (40) tidak akan pernah melupakan manfaat layanan Jaminan Kesehatan Nasional (JKN). Ia merasa sangat terbantu atas keringanan biaya pengobatan saat mengalami operasi patah tulang kaki kanannya.
Ia pun tidak memungkiri jika dengan menggunakan layanan JKN, tidak serupiah pun biaya pengobatan dikeluarkan. Terlebih, pelayanan rumah sakit tempatnya dirawat sangat memuaskan dan tidak membeda-bedakan dengan pasien lainnya.
“Saat kejadian itu, saya sedang dalam kondisi hamil tujuh bulan. Awalnya ada pengendara motor yang mengalami kecelakaan depan rumah. Lalu saya bergegas untuk membantu memberikan pertolongan namun tiba-tiba terjatuh.
Seketika itu kaki kanan tidak dapat digerakkan dan oleh suami langsung dibawa ke Unit Gawat Darurat (UGD). Dokter yang bertugas langsung memberikan pertolongan secara intensif mengingat saya hamil tua. Selanjutnya, dokter merencanakan untuk mengoperasi bagian lutut saya karena mengalami patah tulang,” terang Melani.
Dengan hanya menunjukkan Kartu Tanda Penduduk (KTP), Melani langsung mendapatkan penanganan yang baik dari pihak rumah sakit. Ia merasa tidak dipersulit karena juga telah memiliki Kartu Indonesia Sehat (KIS) digital yang diunduh melalui Aplikasi Mobile JKN.
“Terima kasih banyak BPJS Kesehatan yang saat ini sangat luar biasa pelayanannya. Peserta JKN dimudahkan saat berobat ke fasilitas kesehatan dan tidak menemui kesulitan. Andaikan tidak mempunyai JKN, mungkin biaya pengobatan yang dikeluarkan mencapai hampir 70 juta rupiah. Beruntung sampai kaki saya sembuh, layanan JKN dapat diandalkan. Rumah sakit memberikan pelayanan yang nyaman dan tidak perlu ada yang dikhawatirkan,” ucap Melani.
Selama hampir seminggu menjalani rawat inap di rumah sakit, Melani merasa puas dengan layanan Program JKN. Obat yang diresepkan oleh dokter pun lengkap, dan ia juga tidak perlu mengantre lama di Instalasi Farmasi Rumah Sakit (IFRS).
“Luar biasa layanan JKN, saya dijamin sampai sembuh. Bahkan untuk kembali kontrol ke fasilitas kesehatan pun tidak perlu khawatir. Antrean online yang sudah didesain oleh BPJS Kesehatan sangat ampuh mengatasi antrean pasien. Layanan JKN tidak perlu diragukan lagi kualitasnya,” jelas Melani.
Melani tidak berkeberatan setiap bulannya tetap rutin membayar iuran JKN. Harapannya adalah tidak ingin sakit dan iuran yang dibayarkan setiap bulan sebagai bentuk sedekah bagi yang membutuhkan.
Ia tidak menjadikan kewajibannya membayar iuran JKN sebagai beban, sebab iurannya dapat membantu peserta JKN lainnya yang harus berobat dengan biaya yang besar. Sesuai dengan prinsip JKN, yang kaya membantu yang miskin dan yang sehat membantu yang sakit,” tegas Melani, Jumat (31/05/2024).
Sebagai salah satu direktur rumah sakit di Kabupaten Bojonegoro, Melani sangat mendukung Program JKN. Ia kerap memberikan edukasi pada tetangganya jika ada yang belum terdaftar menjadi peserta JKN. Melani juga menyampaikan terima kasihnya pada Pemerintah Daerah Kabupaten Bojonegoro yang telah menjamin hampir seluruh masyarakatnya melalui layanan JKN.
“Jangan sampai belum terdaftar menjadi peserta JKN apalagi saat sakit. Iurannya yang sangat terjangkau dapat menjamin seluruh pembiayaan penyakit. Saat sehat saja kita sebenarnya sudah dijamin melalui Skrining Riwayat Kesehatan. Layanan jemput bola melalui BPJS Keliling juga sangat dirasakan manfaatnya oleh masyarakat.
Semoga keberlangsungan Program JKN ini mampu mengawal kesehatan seluruh masyarakat. Tidak ada perbedaan saat melayani, memberikan rasa nyaman dan tidak rumit. Semoga ke depannya layanan JKN semakin bagus dan tidak memihak. Bravo BPJS Kesehatan,” ucap Melani. (fa/rin)