Bojonegoro – Tyas Dyah Afrinaningrum (42), warga Desa Sukorejo, Kabupaten Bojonegoro, menghadapi situasi darurat ketika anaknya muntah darah dan mengalami sesak napas.
Panik, ia segera membawa anaknya ke Unit Gawat Darurat (UGD) rumah sakit. Berkat BPJS Kesehatan, Tyas tidak perlu khawatir tentang biaya perawatan.
Kondisi anak Tyas memburuk dengan saturasi oksigen turun hingga 75%. Namun, penanganan cepat dari dokter dan perawat membuat anaknya kembali sehat.
“Menjalani rawat inap di Intensive Care Unit (ICU) selama empat hari membuat saya was-was. Awalnya anak saya suka makanan instan yang berlebihan, hingga akhirnya dokter mendiagnosis asma akut,” jelas Tyas, Jumat (5/07/2024).
Tyas menceritakan pengalamannya saat masuk UGD. Petugas administrasi rumah sakit tidak membuat keluarganya bingung. Mereka hanya meminta Kartu Tanda Penduduk (KTP) tanpa fotokopi, dan anaknya segera mendapatkan penanganan. Tyas merasa lega karena layanan di rumah sakit tidak membedakan kelas perawatan.
“Layanan Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) benar-benar menunjukkan kualitasnya. Setelah hampir lima hari rawat inap, akhirnya saya bisa membawa anak saya pulang,” kata Tyas.
Ia juga memuji keramahan petugas rumah sakit dan kemudahan akses berobat melalui antrean online di Aplikasi Mobile JKN.
Setelah anaknya sembuh, Tyas menerapkan pola hidup sehat di keluarganya. Ia rutin memantau makanan dan berolahraga. Tyas juga mengikuti Skrining Riwayat Kesehatan melalui Aplikasi Mobile JKN untuk memantau kondisinya.
“Cara mengisinya di aplikasi sangat gampang. Skrining ini membantu saya mempertahankan pola hidup sehat. Biaya berobat sangat mahal tanpa JKN,” jelasnya.
Tyas berharap layanan JKN terus meningkat dan mempertahankan kualitasnya. Ia juga mengajak masyarakat untuk mendaftar BPJS Kesehatan dan rutin membayar iuran.
“Terima kasih BPJS Kesehatan. Jika ada yang belum daftar, segera daftar dan bayar iurannya rutin tiap bulan,” ujar Tyas. (fa/rin)