Suaradesa.co (Gayam) – Bantuan dari operator Lapangan Banyu Urip, Blok Cepu, ExxonMobil Cepu Limited (EMCL) berupa program pemberdayaan masyarakat fasilitas sistem pengelolaan air bersih di Dusun Sumurpandan, Desa Gayam, Kecamatan Gayam, Kabupaten Bojonegoro, Jawa Timur, ternyata tidak dirasakan oleh semua warga.
Seperti yang diungkapkan salah satu warga Dusun Sumurpandan jika saat ini mengalami krisis air bersih.
Siti (28), warga Dusun Sumurpandan RT 16 RW 3 mengaku jika kondisi ini sudah bertahun-tahun lamanya. Jika memasuki musim kemarau pasti kesulitan mendapatkan suplai air.
“Kita ini orang awam, tidak tahu kalau dapat bantuan air bersih,” imbuhnya.
Selama ini, bersama warga lainnya hanya mendapatkan suplai air dari sumur. Jika musim penghujan, air sumur akan melimpah, namun memasuki musim kemarau pasti kesulitan air bersih.
Ketua RT 16, Yaskun, membenarkan kondisi tersebut. Sampai saat ini, warganya tidak mendapatkan air karena musim kemarau.
“Iya benar, sekarang sedang kekeringan tidak ada air,” ujarnya singkat.
Disinggung manfaat program dari EMCL, Yaskun enggan menjawab. Dia meminta Suaradesa.co untuk konfirmasi hal itu pada Ketua RW 16, Sukoco.
Namun saat dihubungi, belum ada respon dari yang bersangkutan.
Terpisah, Ketua BUMDes Gayam, Siswanto mengaku jika hanya mengelola air bersih untuk warga Dusun Kaliglonggong. Sementara Dusun Sumurpandan dikelola secara mandiri.
“Kalau di Dusun Sumurpandan dikelola kelompok sendiri,” imbuhnya.
Juru Bicara dan Humas EMCL, Rexy Mawardijaya juga berupaya dikonfirmasi terkait ini. Pesan melalui whatsupp pukul 16.11 Wib belum ada tanggapan.
Kepala Desa Gayam, Winto, juga belum memberikan respon terkait hal ini.
Seperti diketahui, pada bulan Agustus 2020 lalu warga Dusun Sumurpandan mendapatkan bantuan PPM dari EMCL berupa fasilitas air bersih.
Data yang didapat Suaradesa.co menyebutkan, EMCL telah membangun 32 tower air yang sudah dibangun untuk mendukung fasilitas air bersih termasuk di Desa Gayam sebagai desa penghasil migas Banyu Urip. (*rin)