Kabar Desa

Warga Desa Ngelo Gelar Selamatan Sebelum Gali Sumur

×

Warga Desa Ngelo Gelar Selamatan Sebelum Gali Sumur

Sebarkan artikel ini
Warga Desa Ngelo Gelar Selamatan Sebelum Gali Sumur
Warga Desa Ngelo Gelar Selamatan Sebelum Gali Sumur

Bojonegoro – Meskipun berada di dekat aliran Sungai Bengawan Solo, warga Dusun Jipangulu, Desa Ngelo, Kecamatan Margomulyo, tetap harus menghadapi tantangan besar: kekeringan yang terus mengancam.

Usaha mencari sumber air bersih tidak pernah berhenti, termasuk dengan cara kultural melalui ritual selamatan sebelum menggali sumur baru.

Rabu pagi (2/10/2024), belasan warga berduyun-duyun menuju area makam desa. Di bawah langit cerah, mereka tidak hanya membawa peralatan bor, tetapi juga makanan untuk upacara. Dengan khusyuk, mereka melaksanakan selamatan sebagai harapan agar usaha mereka dalam mendapatkan air bersih berhasil.

Kiai Badrun Sulaiman, tokoh masyarakat sekaligus Ketua MWC NU Kecamatan Margomulyo, memimpin doa bersama di lokasi pengeboran yang terletak di samping makam sesepuh desa. Doa itu mengalir penuh harapan agar sumur yang akan mereka gali membawa berkah.

Baca Juga :  Warga Desa Ngelo Tolak Pengukuran Meski Ada Opsi Relokasi

“Ini bentuk rasa syukur kepada Allah. Semoga sumur ini bisa bermanfaat bagi banyak orang,” ucapnya, Jumat (4/10/2024).

Kiai Badrun menjelaskan bahwa kebutuhan air bersih di desanya sangat mendesak. Dari tiga RT di Dusun Jipangulu, dua RT sudah memiliki akses air bersih, meskipun terbatas.

Namun, satu RT masih kesulitan. Meskipun berada di sekitar Bengawan Solo, ironisnya, air bersih justru sulit ditemukan.

Air sungai Bengawan Solo yang dulu menjadi andalan warga untuk kebutuhan sehari-hari kini sudah tercemar.

“Airnya sudah berubah dibandingkan dengan tahun 1980-an hingga 1990-an,” jelas Kiai Badrun.

Akibatnya, warga tak lagi bisa memanfaatkannya untuk mandi ataupun untuk ternak.

Baca Juga :  Keunikan Sedekah Bumi di Puncak Gunung Mbah Sadu Desa Kawengan

Beberapa kali warga mencoba menggali sumur, bahkan hingga kedalaman mencapai 120 meter. Namun sayangnya, air yang dihasilkan justru asin dan tidak tahan lama. Setiap pengeboran membutuhkan biaya besar, bahkan sampai harus menjual sapi babon untuk menutupi biayanya.

Dengan semangat kebersamaan, warga hanya bisa berharap bahwa pengeboran kali ini berhasil menemukan sumber air bersih yang bisa bertahan lama. Badrun menutup acara dengan harapan besar agar sumur baru yang mereka gali membawa kehidupan baru di tengah kekeringan yang mencekik.

Warga Dusun Jipangulu pun siap menghadapi musim kemarau yang semakin panjang dengan doa dan usaha, berharap kekeringan segera teratasi.(red)