Suaradesa.co (Bojonegoro) – Adanya kekayaan alam di Kabupaten Bojonegoro, Jawa Timur, berupa minyak dan gas bumi tidak hanya dialami oleh warga di Kecamatan Gayam, Kecamatan Bojonegoro, dan Kapas saja.
Namun, juga pernah dialami sebagian besar warga Desa Tinawun, Kecamatan Malo. Bekas sumur-sumur tradisional hingga saat ini masih ada di halaman rumah warga.
Seiring bergulirnya waktu, masa-masa kejayaan sumur tua di Kecamatan Malo mulai memudar karena sumber minyak yang terletak di wilayah perbukitan tersebut habis.
Para penambang kini tidak lagi bisa menikmati pundi-pundi rupiah dari penjualan minyak mentah.
Kepala Desa Tinawun, Abdul Karim, membenarkan kondisi eks penambang sumur tradisional di wilayahnya yang tidak lagi menghasilkan minyak mentah.
“Ada banyak sumur-sumur bekas penambangan tradisional yang mangkrak,” imbuhnya.
Sebagian besar, para penambang beralih pekerjaan seperti petani, serabutan, ada juga berwirausaha.
“Belum ada program pemberdayaan dari pemilik sumur tua. Jadi, sebagian besar banting setir ada yang dagang, petani, ada juga serabutan,” tandasnya.(*rin)







